Ada Hikmah di Balik Musibah Bencana

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Allah Subhanahu Wata’ala tak akan menciptakan segala  sesuatu dengan sia-sia. Termasuk bencana yang diberikan bagi umat manusia pun terdapat hikmah di dalamnya. Begitu pula dengan pandemi Covid-19 yang telah berdampak terhadap ratusan negara dengan korban ratusan ribu, bahkan jutaan orang.

“Virus corona atau COVID-19 ini siapa tahu itu adalah utusan Tuhan yang membawa misi tertentu. Mengajak kita untuk menjadi benar,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5).

Dikatakan Prof Nasarudin, pandemi Covid-19 boleh jadi sebagai cara Tuhan mengangkat manusia kembali ke jalan yang benar. Sebab boleh jadi selama ini banyak manusia yang berjalan tidak berada di rel yang semestinya.

Mantan Wakil Menteri Agama itu pun meminta masyarakat tak meratapi musibah yang sedang dialami saat ini. Sebaliknya, tetap bersabar dan berusaha menangkal sebisa mungkin penyebaran Covid-19. Yakni dengan disiplin kesehatan dan mematuhi aturan yang ditentukan.

“Jadi di balik setiap musibah itu pasti ada hikmahnya,” imbuhnya.

Dia mengajak umat agar dapat bersahabat dengan musibah. Sementara dalam persoalan pandemi Covid-19, dapat dilakukan dengan memulai tradisi hidup baru di tengah masyarakat. Yakni bersilaturahmi dengan cara komunikasi menggunakan telekomunikasi maupun media sosial lainnya.

Prof Nasarudin paham betul keinginan masyarakat untuk segera dapat beraktivitas kembali. Namun lagi-lagi, situasi darurat kesehatan di tengah pademi Covid-19 tak memungkinkan masyarakat secara masif dapat beraktivitas seperti sedia kala. Oleh karenanya, masyarakat mesti memperhatikan protokol kesehatan. Seperti tetap menggunakan masker acapkali di luar rumah dan menggunakan sarung tangan bila bepergian.

Begitu pula tradisi anyar  dalam beribadah di Masjid. Yakni menjaga jarak dalam  barisan antara satu dengan lainnya ketika shalat berjamaah. Termasuk menyemprotkan sanitizer ke setiap sajadah tempat sujud. Terpenting rajin mencuci tangan sebagaimana anjuran pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

[AHR/Foto: radarpekanbaru]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *