Memanfaatkan Peluang Wabah Covid-19 Bagi Industri Halal

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Memanfaatkan peluang dalam berbagia situasi perlu kecermatan tersendiri.  Apalagi di tengan situasi wabah pandemi Covid-19, perlu ketelitian dalam mengembangkan produk industri halal  di Indonesia.

CEO and Managing Direktor Dinar Standard, Rafiuddin Shikoh  berpandangan, Indonesia sebagai negara yang memiliki berbagai sumber daya alam. Karenanya, menjadi keharusan untuk terus dikembangkan. Seperti sektor pangan dan pertanian menjadi prioritas  dikembangkan di tengan situasi wabah Covid-19.

Tak jarang, bahkan hampir semua masyarakat merasakan betapa terbatasnya mendapatkan pangan di tengah pandemi Covid-19. Begitupula keterbatasan impor bahan pangan memaksa Indonesia memenuhi kebutuhan dari sumber dalam negeri. Nah sebenarnya bila dicermati, menjadi peluang besar untuk meningkatkan produksi halal dalam negeri.

“Seharusnya bisa dikembangkan,” ujarnya  dalam sebuah diskusi berbasis daring Series KNEKS, Selasa (28/4).

Bagi Rafiuddin, ketika  dapat memenuhi kebutuhan domestik, Indonesia dipastikan dapat meningkatkan kuantitas produksinya di level tinggi. Ujungnya, Indonesia menjadi eksportir wilayah. Dia yakiin betul, ketika mampu memanfaatkan peluang yang ada maka Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan dengan memproduksi secara mandiri  bangan pangan.

Sementara Senior Associate Dinar Standard, Nahla Mesbah berpendapat,  kolaborasi antar negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bisa terus ditingkatkan di tengah situasi pandemi. Oleh sebab itulah, wabah memaksa setiap negara mengubah strategi rantai pasokannya.

Dia bilang, sektor pangan dan pertanian berpeluang besar bagi semua negara yang tergabung dalam OKI. Sebab tak semua negara dalam OKI memiliki sumber daya alam yang serupa. Karena Indonesia, Indonesia mestinya dapat memanfaatkan peluangan tersebut agar dapat menjadi pemasok pangan dan hasil pertanian ke negara lain.

Nahla berpendapat, negara-negara dalam OKI sedianya dapat memulai dengan terlebihi dahulu mengidentifikasi sektor yang bakal menjadi prioritassnya. Seperti sektor energi bagi negara-negara Timur Tengah. Sehingga dapat berkolaborasi dengan negara  yang tinggi atau pemasok sektor pangan dan pertanian. Dengan begitu, antar negara saling melengkap satu dengan lainnya.

[KHA/Republika/Foto:kompasiana.com ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *