Optimisme Amphuri Penyelenggaraan Haji 1441 Hijriah dapat Terlaksana

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Optimisme Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) penyelenggaraan ibadah haji 1441 hijriah di tanah suci dapat terlaksana oleh pemerintah Arab Saudi. Kendati di tengah situasi pandemi Covid-19, penyelenggaraan  haji disesuaikan dengan protokol kesehatan.

Begitu harapan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Amphuri, Joko Asmoro melalui telekonferensinya dari Arab Saudi, Senin (27/4) malam.  “Saya dapat informasi bahwa mulai hari ini, Pemerintah Saudi telah mengizinkan kembali beroperasinya toko, mall, dan kafe di sebagian kota. Tentunya ini menjadi pertanda baik,” ujarnya.

Joko bilang,  perkembangan kekinian di Saudi menunjukan situasi mengalami perbaikan dari sebelumnya. Menurutnya, penangan Covid-19 yang dilakukan pemerintah Kerajaan Saudi amat baik. Sehingga perlahan mampu meminimalisir penyebaran Covid-19. Selain itu, mulai hari ini, pihak Kerajaan Saudi juga telah mulai membuka kembali jam malam yang sebelumnya diberlakukan, selain di dua kota suci Mekkah dan Madinah.

“Saya dapat informasi bahwa mulai hari ini, Pemerintah Saudi telah mengizinkan kembali beroperasinya toko, mall, dan kafe di sebagian kota. Tentunya, ini menjadi pertanda baik,” ujar Joko.

Sejak dua pekan lalu, kata Joko, Amphuri telah memberi masukan kepada World Hajj and Umrah Convention (WHUC) dalam rangka mensurvei  dan kemudian disampaikan kepada Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi. Setidaknya terdapat 25 negara pengirim jamaah haji yang disurvei oleh WHUC. Indonesia satu diantaranya, sebagai pengirim jamaah haji terbesar di dunia.

Amphuri, kata Joko, telah menjalin kerjasama sejak 7 tahun lalu dengan WHUC. Karenanya, asosiasi yang dipimpinnya acapkali mengikuti berbagai kegigatan tahunan yang digelar WHUC. Di tengah pandemi Covid-19, Amphuri tak tinggal diam. Selain bergerak membantu dan terus melayani anggota yang terdampak, Amphuri pun tetap melakukan pembinaan kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan calon jamaah haji. Terlebih bagi calon jamaah haji khusus dengan mengadakan program Manasik Haji secara online.

Menurutnya, program Manasik Haji Online ini dilakukan setiap hari sepanjang bulan Ramadhan melalui saluran youtube Amphuri channel. Joko berharap, melalui program tersebut para calon jamaah haji khusus dapat terus belajar ilmu soal haji dan menguatkan niat hajinya serta terus berdoa agar pandemik Covid-19 segera berakhir.

“Sehingga penyelenggaraan haji dapat dilaksanakan pada tahun ini,” harapnya.

Terkait survei WHUC terhadap persiapan negara pengirim jamaah haji, melalui siaran persnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga menyampaikan hal yang sama terkait upaya WHUC yang melakukan survei persiapan haji yang dilakukan negara-negara pengirim jamaah haji.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar mengatakan dari 25 negara yang disurvei salah satunya Indonesia. Nah Indonesia telah menyampaikan hasil survei kepada WHUC. Menurutnya,  survei ini diselenggarakan kerjasama Biro Perencanaan Kementerian Haji dengan WHUC.

Hasil survei, nantinya bakal dilaporkan ke Menteri Haji dan Raja Salman sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.  Dia berharap hasil survei  m enjadi masukan bagi Kementerian Haji atau Raja Salman dalam mengambil kebijakan tentang penyelenggaraan haji 1441H/2020M.

Terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menambahkan, survei  yang dilakukan WHUC  dalam rangka menggali informasi tentang persiapan dan langkah kesehatan yang diambil setiap negara dalam penanganan Covid-19. Selain itu, juga terkait kesiapan setiap negara bila kebijakan haji akan mempertimbangkan pembatasan aspek umur maksimal 50 tahun.

“Survei juga menanyakan tentang kesiapan negara jika harus ada karantina sebelum perjalanan dan ketika tiba di Saudi. Juga tentang kesiapan setiap negara jika ada pengurangan kuota sebanyak 20%,” pungkasnya.

[AHR/Foto:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *