[YOGYAKARTA, MASJIDUNA] — Sebanyak 280 santri dari tujuh pondok pesantren di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah mendapat pelatihan teknis berwirausaha dari Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian.
Direktur Jenderal (Dirjen) IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan para santri di banyak pondok pesantren memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Apalagi bila diberikan stimulus yang tepat sasaran. “Maka bisa memberikan andil untuk perekonomian bangsa,” ujarnya di Yogyakarta, Sabtu (14/3).
Dia berharap ratusan santri itu mendapat bimbingan teknis. Setidaknya minimal 100 santri mampu menjadi pelaku usaha industri yang sukses. Termasuk nantinya mampu menularkan ilmu berwirausaha bagi juniornya. Rencananya, bimbingan teknis bakal digelar sejak 14-17 Maret 2020 mendatang.
Yakni berupa bimbingan teknis industri kecil menengah makanan ringan untuk Pondok Pesantren Al Hikmah Karangmojo, pengolahan roti untuk Pondok Pesantren Nurul Haromain dan Pondok Pesantren Raudlatul ‘Ulum. Serta perbengkelan roda dua untuk Pondok Pesantren Darul Fikr Al Madai, Pondok Pesantren Al Musanni, Pondok Pesantren Darul Quran dan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro.
Selain mendapatkan ilmu mengenai tenik berwirausaha, mereka juga mendapatkan wawasan tentang perkembangan digital marketing yang merupakan bagian dari Revolusi Industri 4.0. Tak hanya itu, Ditjen IKMA pun memfasilitasi beragam mesin atau peralatan produksi dan peralatan pendukung lainnya.
Sehingga dapat dimanfaatkan oleh unit bisnis yang ada di pondok pesantren serta meningkatkan kapasitas produksi yang sudah ada. Sejak program bimtek wirausaha santri dimulai pada 2013, setidaknya sudah 52 ponpes yang sudah difasilitasi Kemenperin hingga 2020.
Adapun jumlah santri yang telah dibimbing telah mencapai total 10.000 santri yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten. “Tahun lalu ada 16 ponpes yang kami fasilitasi. Tahun ini meningkat menjadi 36 ponpes dengan anggaran mencapai Rp15 miliar,” katanya.
Gati menegaskan bakal terus menjalankan Program Santripreneur untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren. Serta menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri. Hal tersebut sebagai upaya menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengasuh Ponpes Darul Qur’an KH Kharis Masduki mengapresiasi perhatian Kemenperin terhadap penumbuhan kewirausahaan santri pondok pesantren. Menurutnya santri selain ditempa pendidikan karakter yang luar biasa di pondok pesantren, harus pula memiliki wawasan mengenai kewirausahaan untuk berkontribusi mengangkat perekonomian bangsa.
“Santri tidak boleh minderan karena memiliki bekal skill luar biasa. Selain dibekali pendidikan agama juga dibekali keterampilan berwirausaha,” pungkasnya.
[KHA/Antara/foto:radarjogja]