Begini Model Pesantren Berkemajuan Ala Muhammadiyah

[SEMARANG, MASJIDUNA] Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan membanggun dunia pendidikan melalui pondok pesantren terus dilakukan organisasi keagamaan yang dipimpinnya. Pengembangan dunia pesantren tak melulu menggunakan model lama.

Karena itu, pesantren milik Muhammadiyah mesti memiliki ciri khas berbeda dengan pola-pola pesantren lama. Kendati begitu, pun masih mempertahankan unsur-unsur yang harus yang harus dipertahankan dan memperbaiki dari tradiis pesantren masa lampau.

“Ketika kita mengembangkan pesantren, tidak mengapa kita tidak sama dengan pola-pola pesantren lama. Pesantren bukanlah sesuatu yang qathi. Muhammadiyah ingin mendesign pesantren yang memiliki kategori berkemajuan dan berorientasi ke depan,” ujarnya, Sabbtu (14/3).

Lantas berkemajuan seperti apa profilenya?. Haedar pun memberikan model pesantren yang berkemajuan. Pertama, pesantren yang berbasis pada sistem pendidikan Islam modern. Hal tersebut merupakan ciri khas Muhammadiyah yang sejak awal mendirikan lembaga pendidikan, tanpa harus parno dengan gelombang zaman.

“Siapapun yang mengelola pesantren Muhammadiyah, harus berbasis pada pendidikan Islam modern. Kenapa? Karena ide awal dari gagasan dari sistem pendidikan Muhammadiyah, karakternya berbeda dengan yang lain,” ujarnya.

Menurutnya, Kyai Haji Ahmad  Dahlan tak menggagas pesantren, padahal dia menimba ilmu di berbagai pondok pesantren, termasuk jadi santri di Mekkah. Namun dirinya malah mendirikan sekolah berbasis Islam medorn. Kyai Ahmad Dahlan pun tak puas dengan pendidikan pesantren pada waktu itu yang memisahkan agama dari ilmu pengetahuan. Serta tidak terbuka dengan dirasah islam yang baru.

Kedua, segenap santri, tenaga pendidik, dan pimpinan pondok pesantren memiliki pemikiran yang berorientasi ke depan dan menjadi teladan yang baik. Haedar mengatakan, pikiran maju menjadi karakter unik Muhammadiyah. Selain itu, pengurus pondok dan santri pun harus menjadi teladan yang baik.

Ketiga, memiliki infrastruktur yang maju dan modern. Menurut Haedar, memberikan kenyamanan fasilitas akan lebih memudahkan dalam proses belajar mengajar. Keempat, pesantren yang berkemajuan memiliki keyakinan pada prinsip-prinsip agama, sikap dan paham Muhammadiyah. 

“Al Islam dan Kemuhammadiyah sudah cukup lengkap. Materi itu memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seluruh siswa yang bersekolah di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah,” ujar Haedar.

Kelima, keharusan menjadi institusi yang membawa dan mencapai tujuan Muhammadiyah. Yakni menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bagi Haedar, pesantren Muhammadiyah harus menciptakan kader umat yang terbaik (khair al-ummah). Keenam, pesantren yang berkemajuan harus memiliki sistem yang bagus.  Ketujuh, harus memiliki wawasan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.

“Jadi di pesantren harus disampaikan paham Muhammadiyah bahwa Pancasila sebagai dar al-‘ahdi wa al-syahadah. Muhammadiyah sudah menyegel hubungan Islam dan negara dengan prinsip itu,” pungkasnya.

[AHR/Muhammadiyah/Foto:RRI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *