[JAKARTA, MASJIDUNA] — Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kepemudaan Islam diminta mengembangkan dakwah bagi generasi milenial. Harapan itu meluap dari bibir Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid saat bertemu dengan Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), di Kantor Kementerian Agama, Jakarta , Selasa (4/2) kemarin.
“Sasaran (dakwah) Anda itu harus kaum milenial, mereka butuh sentuhan. Mereka yang membutuhkan kehadiran kita,” ujarnya.
Dia menilai agar menarik kalangan milenial, maka metode digunakan melalui gagasan dan inovasi serta kreatifitas dalam mengemas materi dakwah yang bakal disampaikan. Untuk membuat kaum milenial tertarik, maka menurut Wamenag dibutuhkan ide inovatif dan kreatif dalam mengemas dakwah yang akan disampaikan. Materi dakwah pun harus kekinian yang mampu menyentuh kalangan milenial.
Menurutnya beragam upaya dapat ditempuh dalam mengembangkan dakwah bagi milenial. Mulai dari pemilihan narasumber yang dekat dengan milenial, hingga mengoptimalkan kader-kader yang ada sebagai duta organisasi.
“Kader-kader yang memiliki kemampuan harus dijadikan duta, sehingga bisa menjadi inspirasi dan memotivasi kaum milenial lainnya,” ujarnya.
Ketua Umum IPNU Aswandi Jailani menegaskan pihaknya telah menyusun serangkaian program untuk menyentuh kalangan milenial. Antara lain program belajar cepat baca kitab kuning. Untuk tahap awal, IPNU yang bakal merayakan hari jadi ke-66 pada 23 Februari mendatang ini, akan menggulirkan program belajar cepat baca kitab kuning bagi kadernya dan kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Sementara Sekjen IPNU Muffarihul Hazin menambahkan, program lainnya yang berkaitan dengan kalangan milenial juga telah dilaksanakan sejak beberapa tahun sebelumnya. Misalnya, program pengembangan inovasi dan ketahanan informasi telah berjalan sejak satu tahun lalu
Sebagai bentuk pengembangan inovasi, saat ini IPNU tengah membuat ‘Rumah Pelajar Inspiratif’. Dalam program tersebut, IPNU mengumpulkan kader-kadernya yang memiliki bakat masing-masing, seperti yang memiliki bakat sains, gamers, hingga pembuat start up untuk kemudian diberikan pembinaan.
[AHR/Kemenag]