Percakapan HAMKA dan Rahmah El Yunusiyah tentang Pendidikan Perempuan

[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Untuk mengenang hari guru yang jatuh pada 25 November ini, tidak ada salahnya membaca kembali peran para guru dan pendidikan di masa lalu yang menginspirasi.

Salah satunya adalah percakapan yang jarang diketahui antara HAMKA dan Rahmah El-Yunusiyah, pahlawan nasional dan pendidik asal Sumatera Barat.

Ulama besar asal Sumatera Barat Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau biasa disapa HAMKA pernah diberi gelar doktor honoris causa oleh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Padahal, HAMKA tidak pernah mengeyam pendidikan hingga ke Al-Azhar.

Pada tahun 1951, dia menerbitkan buku yang berjudul “Di Lembah Sungai Nil” berisi catatan perjalanan ke negeri piramid itu.

Dalam bagian akhir catatan, terdapat percakapan HAMKA dan Rahmah El-Yusunusiyah, tentang pendidikan buat anak perempuan.

Kala itu, Rahmah yang merupakan pendiri Diniyah Puteri, sekolah agama untuk perempuan pertama di Indonesia yang didirikan pada 1 November 1923.

Kepada HAMKA yang sudah mengunjungi Al-Azhar, Rahmah bertanya: “Banyak anak-anak di madrasahku yang ingin melanjutkan pelajaran agamanya ke Mesir. Bagaimana pendapat adinda?”

HAMKA menjawab, “Kalau hendak melanjutkan pelajaran agama belum ada yang menyambut di Mesir. Malahan saya berani berkata, Puteri Mesir yang ingin belajar agama, sebaiknya datang ke sekolah yang kakanda dirikan,” kata HAMKA.

Obrolan itu sangat mengesankan, betapa pendidikan buat kaum perempuan di Indonesia sudah sangat maju. Bahkan Al-AZhar saja kala itu, dalam soal menerima perempuan, masih kalah dibandingkan sekolah diniyah puteri di Sumatera Barat. Boleh dikatakan, pendidikan agama di Indonesia sejak lama sudah terbilang modern.

Berkat dedikasinya bagi pendidikan kaum perempuan, Rahmah pun mendapatkan gelar “Syekhah” dari Universitas Al-Azhar pada 1957. Ini gelar kehormatan pertama yang diberikan Al-Azhar kepada perempuan.

Kegiatan belajar mengajar Diniyah Puteri dilakukan di masjid yang berada di depan rumah Rahmah di Pasar Usang, Padang Panjang, Sumatera Barat. Banyak pihak menyebutkan, dunia pendidikan di Indonesia khususnya bagi kaum perempuan, tidak bisa lepas dari Rahmah. HR Rasuna Said, adalah salah seorang lulusan sekolah ini. (IMF, foto: tirto.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *