Perkenalkan AKBP Adzan Subuh, Polisi Yang Menolak Islam Dikaitkan dengan Terorisme

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Nama aparat kepolisian ini terbilang unik, Adzan Subuh. Kasat Binmas Polrestabes Makassar berpangkat AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) ini, Kamis (21/11/2019) mendatangi STIBA (Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab) Makassar untuk bersilaturahmi sekaligus sosialisasi operasi kepolisian kewilayahan fungsi Binmas “Bina Waspada Lipu 2019”.

Mengawali sambutannya, AKBP Adzan Subuh dan rombongan merasakan keteduhan mendapat sambutan dari pihak STIBA Makassar.

“Kalau bicara soal agama jadinya lebih sejuk. Lebih tenang. Teman-teman pun jadi teduh. Mendengar sambutan Ustaz membuat hati kita jadi teduh. Karena yang paham agama memang demikian cara berpikirnya,” ungkapnya.

Ia menyampaikan bahwa sekarang masalah-masalah kamtibmas baik terorisme maupun radikalisme semua pihak perlu ikut berperan.

“Saya yakin STIBA ini bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang visioner. Kalau selama ini Islam dikatakan teroris, maka pelakunya adalah orang-orang yang tidak paham agamanya. Bukan orang-orang belajar agama secara utuh,” ujar Adzan.

Ia menambahkan, aparat keamanan tidak mungkin bisa memberikan pengamanan selama 24 jam, karena itu perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Untuk wilayah STIBA, kasat Binmas ini berharap para pengelola dan dosen minimal bisa memberi kesadaran bagi mahasiswa di STIBA.

AKBP Adzan Subuh juga menegaskan bahwa maksud kedatangannya bukan mengaitkan isu radikalisme dengan STIBA yang mahasiswanya banyak menggunakan celana cingkrang dan mahasiswinya banyak yang bercadar. Menurutnya, radikal bukan dilihat dari penampilan seseorang tapi cara berpikirnya.

Sementara Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. menyambut baik penyampaian AKBP Adzan Subuh. Menurut Ustaz Ahmad, pihak STIBA Makassar memahami pentingnya menjaga keamanan. Bukan semata karena itu adalah tuntutan sebagai warga NKRI yang baik, tapi memang hal itu sudah ditekankan oleh agama Islam sendiri.

Ustaz Ahmad kemudian membacakan surah Quraisy yang dalam ayat terakhirnya disebutkan,

“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 4).

“Ini termasuk surah-surah awal yang turun. Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam paham betul bahwa stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan adalah hal yang sangat penting,” ungkap Ustaz Ahmad. (IMF, Foto: STIBA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *