[JAKARTA, MASJIDUNA]—Nama adalah doa, begitulah sebagian orang mempercayai.Karena itu, dalam Islam tidak boleh memberi nama dengan konotasi buruk. Aparat polisi bernama AKBP Adzan Subuh meyakini bahwa nama yang dia sandang punya pengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.
“Alhamdullilah bisa memfilter dari berbuat yang tidak-tidak,” kata Kasat Binmas Polrestabes Makassar ini.
Lalu, bagaimana dengan lingkungan kerja? “Ya seperti namanya, Adzan Subuh yang membawa ketenangan, mudah-mudahan saya bisa mengayomi anggota dan juga masyarakat. Apalagi saya bertugas di kepolisian,” tambahnya.
Lelaki yang baru pulang dari Arab Saudi sebagai petugas haji ini menjelaskan perihal nama yang terbilang unik ini.
Waktu kecil orang tua memberi nama Ahmad Hibawa. Namun karena sering sakit-sakitan, neneknya menyarankan agar berganti nama saja.
Nah, pada usia lima tahun, saat sang nenek yang baru saja melaksanakan salat subuh, terpikir untuk memberi nama baru bagi cucunya yang sakit-sakitan itu. Mungkin sang nenek merasakan getaran bahin yang kuat usai salat subuh yang menentramkan itu.
“Akhirnya setelah salat subuh nenek saya terpikir untuk menganti nama saya jadi Adzan Subuh. Ditambah Amjah sebagai nama fam, jadilah Adzan Subuh Amjah,” kata ayah tiga anak ini.
Kala itu, Adzan tak terpikirkan bahwa namanya terbilang berbeda dengan nama lain. Dia baru sadar setelah masuk SD dan teman-temannya selalu bertanya ihwal nama tersebut.
Namun, usai berganti nama itu, seolah keajaiban menyertainya. Penyakit yang tadinya datang silih berganti itu, perlahan tapi pasti menghilang hingga dia beranjak dewasa. “Malah tambah pintar, Alhamdullilah menjadi Wakapolres,” canda sarjana agama ini.
Dengan nama religius yang disandangnya dia berusaha menghindari perbuatan yang bertentangan dengan agama dan norma sosial. (IMF)