[CIREBON, MASJIDUNA] — Pondok Pesantren Attarbiyyatul Wathoniyah (Pawa) Mertapada, Cirebon Jawa Barat terus mengambil peran dalam menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Dampaknya bila bumi tidak dijaga, bakal bertambah kerusakan. Demikian disampaikan Pengurus Pondok Patwa, KH A Syatori.
Menurutnya, banyak peran yang mesti dilakukan seorang santri dalam menerapkan dakwahnya. Salah satunya menjaga lingkungan hidup untuk generasi mendatang. Dia menilai banyak yang perlu dipahami santri agar lebih kritis dan kontekstual lagi dalam memahami dakwahnya.
Syatori menegaskan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah mesti berpegang teguh pada prinsip teologis hablummninallah, hablumminannas, hablumminal ‘alam.
Terutama prinsip hablumminal ‘alam. Menurutnya, ketiga prinsip teologis itu merupakan hal mendasar dari tugas suci umat manusia di muka bumi ini sebagai khalifatullah fil ‘ardi (utusan Allah di bumi). Sehingga, menjaga, merawat dan menyelematkan bumi dari perubahan iklim adalah bagian dari tugas suci itu.
“Merusak dan menghancurkan bumi berarti pengingkaran atas-Nya,” ujarnya sebagaimana dikutip MASJIDUNA dari laman Nahdlatul Ulama, Senin (23/9).
Atas dasar itulah, santri Ponpes Attarbiyyatul Wathoniyah mengikuti aksi damai pukul mundur krisis iklim sebagai salah satu ikhtiar untuk mewujudkan prinsip-prinsip hal mendasar tersebut. Ponpes Attarbiyyatul Wathoniyah, kata Syatori, ambil bagian dalam upaya-upaya penyelamatan bumi dari kehancuran akibat ulah keserakahan manusia yang mengeksploitasi berbagai jenis sumber daya alam.
“Di sini para santri bersama elemen masyarakat lainnya semata-mata meminta pemerintah untuk bertindak tegas dalam mengatasi krisis iklim yang disebabkan oleh korporasi-korporasi industri ekstraktif,” katanya.
Kepala Madrasah Aliyah Agama Islam Mertapada, Kiai Aris Ahmad Syatori mendukung langkah para siswanya dalam mengimplementasikan wujud kepeduliannya terhadap isu-isu sosial dan lingkungan tersebut. Menurutnya, mayoriotas siswanya telah mengikuti beberapa kegiatan literasi dan lingkunga. Seperti Jambore Santri untuk Energi Terbarukan, Earth Camp Energi Surya untuk Sekolah, dan yang lainnya.
Dia berpesan kepada para siswanya, untuk senantiasa berpegang teguh pada prinsip teologis agama Islam, yakni hablummninallah, hablumminannas, dan hablumminal ‘alam. Sehingga harapnya, para siswa MAAI mampu menjadi generasi penerus bangsa, yang berkomitmen menjaga dan melestarikan bumi seisinya.
“Saya berharap, pada akhirnya nanti, mereka dapat menjadi generasi penerus yang tentunya masih eksis di dunia ini untuk bisa menjaga dan melestarikan bumi, setidaknya memperlambat kehancuran dunia yang pada akhirnya oleh tangan-tangan manusia itu sendiri,” tukasnya.
Sebagaimana diberitakan, ratusan santri Pondok Pesantren Attarbiyyatul Wathoniyah (Pawa) Mertapada, Cirebon Jawa Barat. Gerakan ‘selamatkan bumi dari krisis iklim’ digelar serentak di banyak negara. Aksi Global Climate Strike bersama ribuan massa aksi lainnya yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan pekerja dengan melakukan long march menuju Taman Aspirasi Jakarta, Jumat (20/9) sore kemarin.
[KZL/NU] Foto: net