Gus Karim: Tiga Poin Terkandung dalam Surat Al Ashr

[MAJALENGKA, MASJIDUNA] — Pondok Pesantren Al-Mizan yang berada di Desa Cibolerang, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat kedatangan tamu istimewa dari Solo, Jawa Tengah. Yang bersangkutan adalah KH Abdul Karim Ahmad (Gus Karim) seorang hafizh Al-Qur’an, Pengasuh Pesantren Al-Qur’aniyy Surakarta dan guru ngaji Presiden Joko Widodo. 

Meskipun kunjungan berlangsung singkat, masih berkenan memberikan taushiah dan  motivasi kepada  santri Al-Mizan Jatiwangi.

Pengasuh Pesantren Al-Qur’aniyy Surakarta, KH Abdul Karim Ahmad (Gus Karim)  mengatakan dalam  Surat Al Ashr merupakan surat pendek dengan tiga ayat. Mudah dihapal bagi kaum muslimin.

Sayangnya, bagi para kebanyakan ulama, hanya sedikit kaum muslimin yang paham dan mengamalkannya. Padahal, kata Gus Karim, surat Al Ashr memiliki  kandungan makna yang sangat dalam. Dia pun mengutip ucapan  Imam Asy-Syafi’i rahimahullah.

“Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka. Surat itu adalah Al ‘Ashr yang dalam al-Qur’an merupakan surat yang ke-103,” ujar di Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka, Rabu (4/9) sebagailama dilansir laman Nahdlatul Ulama.

Gus Karim menilai terdapat tiga poin besar terkandung dalam surat Al Ashr.  Pertama, surat itu merupakan sebuah statemen Allah yang sangat serius karena diawali dengan kalimat penegasan atau sumpah, yaitu demi masa.

Kedua, substansi surat itu adalah sebuah statemen dari Allah, bahwa manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Ketiga, manusia akan benar-benar merugi apabila tidak melakukan tiga hal. Yakni  beriman, beramal shalih, dan saling menasihati antar sesama manusia.

“Kita diingatkan oleh Allah SWT bahwa yang namanya waktu itu adalah sangat luar biasa, waktu itu sangat berharga,” ungkapnya. 

Gus Karim bersyukur karena santriwan dan santriwati Al-Mizan masa mudanya digunakan untuk thalabul ilmi atau mencari ilmu. Karenanya masa muda jangan disia-siakan percuma. Sebab manusia diberikan tiga waktu oleh Allah.

“Diantaranya waktu kemarin, waktu sekarang, dan waktu besok,” katanya.

Waktu kemarin sudah berlalu, waktu besok belum tahu. Oleh karena itu, kata Gus Karim, orang yang paling cerdas atau orang yang tidak akan mengalami kerugian adalah orang yang mampu menggunakan waktu masa sekarang.

Dirinya mengajak santri Al-Mizan harus bisa menggunakan waktu masa sekarang. Karena masa sekarang inilah yang sangat menentukan. “Dalam waktu yang singkat ini, gunakan sebaik-baiknya,” pungkasnya. [KHA]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *