[JEDDAH, MASJIDUNA] —- Naib Amirul Hajj tahun 2019, Busyro Muqoddas menilai petugas haji Indonesia yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah berhasil meminimalisasi masalah dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019M. Pasalnya telah berhasil lantaran petugas haji taat prinsip dan memiliki etos kerja yang baik.
Menurutnya, pelaksanaan tugas 4300an anggota PPIH di lapangan. Berdasarkan jumlah PPIH secara nasional, pelaksanaannya di lapangan, mereka taat prinsip. Yaitu prinsip pola-pola manajemen yang sudah diterapkan garis-garis besarnya oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
“Dan etos kerja yang dimiliki PPIH yang jumlahnya 4300an ini menggambarkan kerja tim yang bagus sekali,” ujarnya di Jeddah, Sabtu (17/08) kemarin sebagaimana dilansir laman Kemenag.
Mantan komisoner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, penyelenggaraan ibadah haji dilakukan sesuai perencanaan yang disusun sejak di tanah air. Seperti, kesadaraan PPIH untuk taat prinsip saling mendukung antara satu unsur dengan yang lainnya. Khususnya dalam memberikan pelayanan bagi jemaah-jemaah yang tergolong dalan risiko tinggi. Dengan begitu, berbagai resiko dapat berkurang. Terutama jamaah yang wafat.
Jenis masalah yang dapat ditangani dengan baik seperti, penanganan jemaah yang terpisah rombongan. “Mereka yang terpisah dari rombongannya itu bisa segera ditangani PPIH, dan dikomunikasikan dengan baik. Ini relatif dapat mengurangi risiko-risiko lebih jauh yang mungkin terjadi,” katanya.
Tak hanya itu, etos kerja yang baik juga ditunjukkan PPIH yang menurutnya berhasil melakukan diplomasi haji. Menurutnya menjadi satu dari sekian indikator sistem manajemen petugas. Tak saja mengandalkan manajemen internal di Indonesia saja.
“Tapi juga hubungan diplomasinya dengan Pemerintah Saudi,” pungkasnya. [KHA]