Daging “Asuh” Berkat “Juleha”

[JAKARTA, MASJIDUNA)—Benar kata Rasulullah, hewan yang akan disembelih jangan sampai melihat hewan lain yang sedang dipotong.

Pasalnya, hewan pun mengalami stres seperti manusia. Ketika stres saat dipotong, dagingnya akan pucat dan lembek.

Itulah pentingnya juru sembelih halal alias “juleha”, yang tahu tata cara dan etika memotong hewan kurban. Saat “juleha” beraksi akan melahirkan daging yang sehat, utuh dan hiegienis (ASUH).

Kini, pelatihan “juleha” marak dilakukan oleh pengurus masjid bekerjasmaa dengan instansi pemerintah dan ormas keagamaan.

Di Kota Bengkulu misalnya, sedikitnya 30 “juleha” dilatih tata cara penyembelihan hewan kurban sesuai dengan syariat Islam.

Kegiatan ini dilaksanakan berkat kerja sama Dinas Pangan dan Pertanian (DPP) Kota Bengkulu dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bengkulu, yang berlangsung di aula kantor DPP Kota Bengkulu, Rabu (7/8).

“Sasarannya para pengurus masjid dan panitia kurban di Masjid. Setidaknya, dengan kegiatan ini tahu cara penyembelihan yang halal,” kata Kabid Kesehatan Peternakan dan Kesehatan Hewan DPP Kota Bengkulu, Hauliantua Pohan.

Tak hanya tata cara menyembelih, puluhan “juleha” itu juga mendapat pengetahuan tentang cara mengasah pisau untuk digunakan saat Hari Raya Idul Adha nanti.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Lazismu Pekanbaru, Riau, yang bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Riau. Mereka mengadakan pelatihan penyelenggaraan hewan kurban yang Amanah, Sehat, Utuh dan Higenis (ASUH) di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Jalan rikandi Kel. Delima Kecamatan Tampan, Sabtu (3/8/2019).

Ini merupakan pelatihan ketiga kalinya yang diselenggarakan oleh Lazismu dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau. Selain itu juga merupakan program tahunan yang di selenggarakan menjelang Idul Adha.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Pekanbaru, Hari Siyanto mengatakan, tujuan acara ini untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan penyelenggaraan dan penyembelihan hewan kurban.

“Dengan ini masyarakat tidak hanya mengetahui dari sisi syar’i nya saja tapi juga dari sisi teknis cara penyembelihannya”, tutur Hari.

Menurut Hari, pelatihan ini sangat bagus karena tidak ada lembaga lain yang melakukan pelatihan penyelenggaraan hewan kurban, sedangkan masyarakat butuh akan pelatihan semacam ini.

Dengan bekerja sama dengan Dinas Peterbakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau masyarakat jadi tahu mengenai kesehatan hewan kurban.

Nah, dengan pelatihan ini, para juru sembelih dan masyarajat tahu cara peyembelihan yang sesuai dengan teknis penyembelihan sehingga didapat daging yang berkualitas dan higenis.

Menurut Bidang Kesmavat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Ade Rukmantara, menyembelih hewan kurban harus mengetahui kesehatannya.

“Jangan sampai hewan kurban memiliki penyakit, sebab nantinya akan kita konsumsi dan dikhawatirkan kita terinfeksi dari penyakit,” katanya.

Lebih dari itu, hewan kurban juga harus diperlakukan dengan layak dan dijaga agar jika sudah di sembelih dan dikonsumsi tetap higenis dan mendapat daging yang berkualitas.

“Jangan sampai hewan kurban mengalami stres akibat perlakuan manusia dan itu akan menurunkan kualitas dagingnya seperti pucat, lembek dan berair,” ujarnya. (IMF).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *