(12) Ramadan di Sydney: Tarawih di Australian National Sport Club, Tempat Diaspora Bangladesh

LAPORAN: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka/UHAMKA, Pemerhati Sosial Keagamaan)

[LAKEMBA, SYDNEY, MASJIDUNA] — Tarawih di Sydney tidak saja diadakan di masjid, musala, ataupun community centre, tapi juga di gedung olah raga. Salah satunya di gedung Australian National Sport Club yang terletak di Lakemba, tak jauh dari Masjid Iqro’.

Malam ini (22/3/24) bahkan diadakan tarawih di jalanan Martin Place, kawasan mal pedestrian yang ikonik di Sydney. Tarawihnya khusus: digelar untuk aksi solidaritas Palestina. Penyelenggaranya: Palestine Action Group Sydney, yang didukung oleh banyak organisasi muslim.

Saya tidak berkesempatan ke Taraweeh Prayer for Palestine. Malam ini saya ikut tarawih di Australian National Sport Club, yang diadakan oleh komunitas Bangladesh. Diaspora Bangladesh memang sangat menjamur di kawasan ini dalam belasan tahun terakhir.

Tapi ternyata di sini juga ada dukungan untuk Palestina. Setelah rakaat keenam tarawih, ada sedikit pengumuman terkait zakat fitri. Zakat fitri yang sudah masuk diinfokan telah disalurkan oleh panitia ke Palestina, Pakistan, dan Bangladesh. Panitia berharap jamaah yang belum berzakat fitri, bisa menghubungi panitia agar bisa menjangkau lebih banyak lagi muslim duafa di negeri-negeri lain, termasuk Sri Lanka dan India di mana kaum muslim juga sedang sangat kesulitan.

Tarawihnya sendiri di sini dilangsungkan dalam tempo cepat dalam 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Temponya cepat tapi durasinya tidak singkat. Setiap dua rakaat memakan waktu 5 sampai 8 menit. Menjadi lama karena banyak ayat yang dibaca setelah al-Fatihah.

Sepertinya dalam masyarakat Asia Selatan, khatmul-Qur’an saat tarawih memang sesuatu yang sudah menjadi tradisi. Yang penting khatmul-Qur’an-nya. Bacaannya tidak masalah cepat-cepat (apalagi untuk mempertimbangkan kondisi jamaah dan waktu isya yang memang sudah larut).

Yang dibacakan imam (empat hafiz bergantian) pada shalat tarawih malam ini sebanyak satu setengah juz, dari pertengahan juz 14 (surah an-Nahl) sampai akhir juz 15 (surah al-Kahf). Walaupun ini baru malam ke-12 di sini, tapi khatamannya sudah sampai setengah mushaf. Tampaknya targetnya adalah khatam 30 juz di malam ke-27 (seperti tetangga saya yang asal Bangladesh sampaikan dua hari lalu terkait tarawih di musalanya, Riverwood Musalla). Malam ke-27 banyak dianggap sebagai lailatul qadar.

Witirnya sendiri dilaksanakan dalam tiga rakaat, dengan tahiyat awal di rakaat kedua. Pada rakaat pertama, imam membaca beberapa ayat surah al-Kahf. Pada rakaat kedua, ia membaca surah al-‘Ashr, dan rakaat ketiga surah al-Kawtsar.

Pada rakaat ketiga, ada qunut sebelum rukuk, didahului oleh takbir dengan mengangkat tangan, dan doanya dibaca masing-masing dalam posisi tangan kembali sedekap. Tapi imam melakukan dua kali takbir dan angkat tangan (mestinya cukup sekali), sehingga di akhir shalat ditambahkan dua kali sujud sahwi sesuai mazhab Hanafi (yaitu setelah salam sekali ke kanan usai tasyahud, dan dilanjutkan dengan tasyahud kembali baru kemudian dua kali salam).

Usai witir, imam memimpin pembacaan doa. Doanya yang umum-umum. Tak ada tilawah, shalawat, zikir, atau doa yang dibacakan usai isya ataupun di sela tarawih.

Dari mulai tarawih sampai selesai witir, tidak kurang dari 75 menit lamanya. Satu setengah jam berikut isya berjamaahnya. Malam ini kami pulang 10:25 malam. [RAN/Foto: DokPri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *