(1) Ramadan di Belanda: Puasa di Belanda Lebih Banyak Pahalanya, Ini Alasannya

LAPORAN: M. Irwan Zamroni, Den Hag, Belanda
[DEN HAG, BELANDA, MASJIDUNA] – 
Puasa di Belanda lebih banyak pahalanya daripada puasa di Indonesia. Hal ini disebabkan pahala seseorang sangat tergantung kadar kepayahan seseorang dalam menjalani sebuah perintah kewajiban dari Tuhannya. Hal ini disampaikan guru besar UIN KHAS Jember Prof. Noor Harisuddin, M.Fil dalam ceramah agama di Masjid Al Hikmah, Den Hag, Belanda, belum lama ini.

Guru Besar UIN KHAS Jember Prof. Noor Harisuddin, M.Fil mengatakan kadar kesulitan dan kepayahan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa di Belanda jauh lebih berat dibanding pelaksanaan ibadah puasa di Indonesia.

Di sisi yang lain, kata mantan Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember ini, pahal tergantung kadar kepayahan seseorang.  “Al-ajru biqadrit ta’abi. Pahala itu bergantung pada kadar kepayahan. Kalau kepayahan orang puasa di Belanda 17 jam, tentu lebih banyak dari puasa yang hanya 14 jam seperti di Indonesia”, ujar guru besar Ushul Fiqh UIN KHAS Jember ini  

Prof. Noor Harisuddin, M.Fil menggelar safari dakwah selama ramadan di Den Hag, Belanda. Kegiatan tersebut terselenggara atas kolaborasi World Moslem Studies Center dengan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Belanda. Safari dakwah ramadan digelar di Masjid Al-Hikmah, Den Hag, Belanda. 

Haris menyebutkan dalam beragama memiliki tingkatan layaknya tingkatan dalam berfikih yakni taqid, ittiba’ dan ijtihad. Menurut dia, masing tingkatan beragama tidak diperkenankan meremehkan satu dengan lainnya. “Jadi, jangan dicaci orang awam yang beragama secara taqlid. Namun, orang yang punya kapasitas harus didorong untuk melakukan ijtihad. Kalau tidak bisa ijtihad sendiri, maka dilakukan ijtihad jama’i,” tambah Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Mangli, Kaliwates, Jember.

Dalam bertauhid, Haris menyebuykan juga memiliki tingkatan mulai dair tauhid awam, filosof, dan orang ahli ma’rifat. Dia merinci, tauhidnya orang awam mengikuti kiai atau guru, tauhid seorang filosof atau ahli teologi membutuhkan dalil. “Nah, tauhid orang ahli makrifat, mereka langsung melihat langsung hadirat Allah SWT,” ujar Haris.

Hal yang dama dalam menjalankan ibadah puasa. Puasa juga memiliki tiga tingkatan yakni puasa orang awam, puasa orang khawas, dan puasa orang khawasul khawas. Dia berharap agar mampu meningkatkan level puasa dari awam menjadi khawasul khawas. “Makanya, kalua bisa, kita menaikkan tingkatan puasa kita dari awam ke khawash,” sebut Haris. 

Dia menguraikan puasa khawash secara operasional dilakukan dengan melakukan puasa mata dari melihat yang tidak bermanfaat. Puasa telinga dari mendengar yang tidak berguna. Puasa bicara dari bicara yang tidak bermanfaat. Puasa pikiran dari pikiran kotor. “Kita belajar puasa ini biar naik kelas,” ajak Haris.

Safari dakwah ramadan ini digelar atas kerjasama World Moslem Studies Center dengan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Belanda  berlangsung mulai 10- 26 Maret 2024 ini. [RAN/Foto: DokPri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *