[JAKARTA, MASJIDUNA] — Lembaga dakwah berkonsep tauhid aplikatif, PPA Institute meluncurkan buku terbarunya berjudul Surrender di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu (19/3). Buku bertema pengembangan diri yang berbasis nilai-nilai Islam ini telah dicetak 3.000 ekslempar untuk momentum peluncuran.
Pendiri PPA Institute Rezha Rendy, mengatakan lembaganya sejak berdiri 10 tahun terakhir konsisten mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk kembali kepada nilai-nilai agama yang selama ini sering terabaikan. Alhasil, banyak masalah pribadi dan sosial yang berdampak kepada kehidupan.
“Buku ini, sesuai dengan judulnya, merupakan ajakan kepada pembaca untuk menempuh langkah ‘berserah’ yang bisa mengundang keajaiban,” ujarnya.
Berserah itu bukan menyerah dengan keadaan, justru sebaliknya, orang yang berserah kepada Allah tidak akan menyerah terhadap apapun. Berserah adalah upaya aktif, bukan pasif. Dia menuturkan, banyak dari orang hanya mengandalkan kemampuan dir,i sehingga seolah-olah apa yang diraih selama ini murni karena kecerdasan dan keterampilan sendiri.
“Dan lupa bahwa dibalik itu semua ada campur tangan Allah Subhanahu Watta Ala. Dan saat kita sudah mencapai titik terendah, barulah kita kembali kepada Tuhan. Di sinilah kami mengajak bahwa sebelum kita melakukan apapun agar ‘menyerahkan diri’ dulu kepadaNya,” katanya.
Dari pengalamannya sebagai konsultan hidup serta pegiat dakwah, Rendy mengatakan mayoritas permasalahan hidup tidak pernah selesai karena hati tidak mau berserah diri. Padahal, energi ketidakberdayaan itu sangat besar. Semakin merasa tidak berdaya, semakin dekat pertolongan itu hadir.
“Masalahnya, kita selalu merasa diri berdaya, mampu dan kuat, sehingga akhirnya masalah tidak pernah ketemu titik terangnya,” imbuhnya.
Baca juga:
- Indonesia Dorong OKI Bersatu, dari Hak Perempuan hingga Kemerdekaan Palestina
- Sertifikasi Halal Bagian dari Dakwah
- 5 Poin Harus Diwujudkan dalam Bangunan Masjid
Masyarakat, menurut Rendy perlu kembali menyadari karakternya sebagai manusia, seperti lemah, suka terburu-buru, cenderung sombong dan cepat putus asa. Kuncinya adalah penyerahan diri dan harus berada pada titik nol persen.
“Artinya, kita sudah tidak mengandalkan diri kita lagi, tapi seratus persen mengandalkan Allah Subhanahu Watta Ala,” katanya.
Penulis Buku Surrender Sonny Abi Kim, menambahkan ada begitu banyak metode untuk mengubah hidup. Buku ini mencoba menghadirkan sudut pandang yang berbeda, sebuah pendekatan yang jarang disentuh oleh masyarakat muslim pada umumnya. Menurutnya dengan berserah itu memiliki kekuatan untuk merubah diri dan kehidupan seseorang.
Sonny mengatakan, banyak di antara orang dengan kondisi sosial hari ini, merasa hati masih jauh dari kedamaian, selalu terjebak ke dalam ‘hustle culture’, hidup selalu tergesa-gesa. Kemudian terbelenggu oleh ambisi dan kecemasan, terkunci oleh amarah dan kesedihan, kehilangan arah dalam perjalanan, semakin mengejar tapi seakan semakin menjauh.
“Ini yang mau coba kita bantu selesaikan,” imbuhnya.
Penulis buku Garansi Langit ini mengatakan, Surrender mengajak pembaca untuk berhenti mengkhawatirkan masa lalu, mencemaskan masa depan, reaktif terhadap lingkungan sekitar serta mulai menikmati proses membangun kehidupan. Menurutnya cara hidup yang dipilih menjadi sebuah pendekatan fundamental untuk mengubah diri dan kehidupan, yaitu berserah.
Peluncuran buku ini juga dihadiri para pegiat dakwah Indonesia lainnya seperti Jamil Azzaini seorang tokoh senior di dunia pengembangan diri, pendiri SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) Ahmad Faiz Zainuddin, pendiri High Class Response Harri Firmansyah serta pendiri Amazing Group Ustadz Fatih Karim.
Saat ini PPA Institute juga telah memulai produksi film Perjalanan Pembuktian Cinta yang merupakan bagian dari implementasi visi jangka panjang lembaga tersebut. Film yang merupakan hasil kolaborasi dengan FMM Studios dan komunitas Pejuang Subuh ini dibintangi oleh Dea Annisa, Yayu Unru, Donny Damara, Elma Theana, Muzakki Ramadhan dan, Teuku Ryan. Rencananya film ini akan ditayangkan tahun 2023.
[AR/Foto: Istimewa]