[JAKARTA, MASJIDUNA]– Indonesia mengenal hari pejalan kaki nasional yang jatuh setiap 22 Januari. Kisah dibalik peristiwa ini sangat mengenaskan, yaitu ketika seorang pengendara mobil menabrak para pejalan kaki di Tugu Tani, Jakarta, pada 22 Januari 2012 silam. Delapan tewas, 1 meninggal di rumah sakit dan 3 mengalami luka-luka.
Bila melihat kisah hidup Rasulullah, ternyata dia adalah sosok yang sangat suka berjalan kaki. Selain menyehatkan juga bisa saling bertegur sapa dengan umat dan sahabat.
Baca Juga: Perjalanan Dewi Sandra Setelah 8 Tahun Berhijab
Tidak heran, Islam sampai mengatur adab untuk yang berjalan kaki. Ulama Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada bahkan secara rinci menjelaskan adab berjalan dalam kitabnya Mausuu’tul Aadaab al-Islamiyah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Ensiklopedi Adab Islam Menurut Alquran dan Sunah.
Misalnya, niatkan dengan benar. Seorang Muslim hendaklah berniat yang benar ketika hendak berjalan. Niatkan berjalan itu untuk tujuan yang baik itu sebagai ibadah dengan mengharapkan ridha dari Allah SWT. ‘’Apabila berjalan hendak ke masjid, niatkan untuk beribadah kepada Allah. Jika berjalan untuk bekerja, niatkan untuk mencari rezeki yang baik dan halal untuk keluarga,’’ tutur Syekh Sayydi Nada.
Kemudian bersikap tawadhu dan tak sombong ketika berjalan. Seperti tercantum dalam surah Al-Israa ayat 37: ‘’Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.’’
Bila berjalan, bersikap wajar. Artinya, tidak perlu terlalu cepat atau terlalu lambat. Ibnu Katsir menjelaskan, berjalan normal adalah berjalan secara biasa. Tidak terlalu cepat dan tak terlalu lambat. ‘’Pertengahan di antara keduanya.’’
Lalu Islam juga melarang pejalan kaki untuk menoleh ke belakang. Loh kenapa? Dalam Shahiihul Jaami dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW apabila berjalan tidak menoleh ke belakang. Sebab, menoleh ke belakang saat berjalan dapat membuat seseorang bertabrakan, tergelincir serta bisa juga dicurigai oleh orang yang melihatnya.
Baca Juga: Tasawuf Underground, Jalan Pulang Anak Punk
Dan yang tak kalah penting, tidak boleh berpura-pura lemah ketika berjalan. Suatu hari Khalifah Umar bin Khattab RA melihat seorang pemuda berjalan seperti orang sakit. Lalu, Umar pun bertanya kepada pria itu, ‘’Apakah engkau sedang sakit?’’ Pemuda itu menjawab, ‘’Tidak.’’ Mendengar jawaban itu, Umar mengangkat cambuknya dan memukul pemuda itu. Ia lalu memerintahkannya anak muda itu untuk berjalan dengan tegap.
Demikian adab Islam mengajarkan orang berjalan kaki.
(IMF/sumber foto: Islampos)