Ketekunan Guru Honorer, Menabung 21 Tahun Demi Naik Haji

[JAKARTA, MASJIDUNA]- Ketekunan berbuah manis. Itulah yang dirasakan oleh Muhammad Said Siregar, seorang guru honorer asal Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, yang tahun ini bisa berangkat haji ke tanah suci.

Perjuangan Said tidak mudah. Said menuturkan bahwa dia mulai menabung untuk berhaji sejak menjadi guru honorer tahun 1990 dan bisa mendaftar berhaji pada tahun 2011.

Ia pun mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dimulai dari honor mengajar yang juga tidak seberapa.

Ia mengingat, ia mengansur pertama Rp 25 Ribu pada tahun 1990.

“Cita-cita dari SD yang ingin betul untuk naik haji. Dengan kecapaian saya sebagai guru tahun 1990, itu dengan honor Rp25 ribu diangsur, yang Rp10 ribu disimpan, Rp15 ribu untuk belanja. Saat itu saya masih bujang,” kata Said dikutip Antara Jumat (24/6/2022).

Baca Juga: Rona Bahagia Jamaah Haji Kloter Pertama Mendarat di Madinah

Ia sendiri sudah 32 tahun menjadi guru honorer dan mengajar sosiologi di Yayasan Pesantren Pendidikan Islam Bengkalis.

Selain itu, juga berdagang pakaian dan menyisihkan sebagian hasil dagang untuk tabungan haji.

“Saya sudah sertifikasi tahun 2019, jadi duit sertifikasi itu disisih sedikit demi sedikit (juga untuk tabungan haji),” tambahnya.

Said pun harus mengatur pengeluarannya dengan ketat agar bisa menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan haji.

Apalagi, tentu saja ia harus membagi honornya dengan kebutuhan keluarga.

“Terus saya catat dengan baik, mulai dari tanggal sekian saya catat (pengeluaran), begitu terus sampai 2011, sampai saya menghasilkan uang untuk daftar haji alhamdulillah,” kata Said.

“Sedihnya, karena sedikitnya honor kemudian itu harus dibagi-bagi, yang mana untuk keperluan kita pribadi, yang mana untuk orang tua, yang mana untuk ditabung,” sambungnya.

Baca Juga: Ini Jumlah Kuota Haji Indonesia  Periode 2022


Said juga mendaftarkan istrinya untuk berhaji. Namun, sang istri meninggal dunia karena sakit kanker pada 2018.

“Saya sendiri berangkat haji. Istri juga mendaftar haji tahun 2011 bulan November, pas tanggal pernikahan langsung daftar dua nama. Tetapi istri meninggal 2018, awal Januari, karena sakit kanker,” katanya.

“Tidak bisa digantikan karena waktu itu belum ada aturan pewaris ibadah haji dari pemerintah,” ia menambahkan.

Said berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan kelompok terbang 8 Embarkasi Hang Nadim Batam.

Dia sudah menyiapkan bekal yang dibutuhkan untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, termasuk suplemen vitamin untuk meningkatkan ketahanan tubuh.

“Kalau kita lihat info dari media itu panasnya 46 sampai 48 derajat, jadi harapan kita bagi jamaah ini tentu harus adanya trik untuk melaksanakan ibadah. Jangan sampai kita drop di sana,” katanya.

“Saya juga membawa bekal vitamin, ada obat-obatan yang dikasih oleh petugas medis, dan juga ada tambahan dari saya sendiri,” tambahnya.

(IMF/sumber: Antara/KompasTV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *