Fungsi masjid sebagai basis pembinaan akhlak dan moral umat, dapat disinergikan sebagai basis pembinaan wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda.
[JAKARTA, MASJIDUNA] — Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan lembaga nebgara yang dipimpinnya aktif menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) ke berbagai kalangan masyarakat. Termasuk kepada remaja masjid.
Tujuannya menebalkan nilai kebangsaan. Setidaknya agar generasi bangsa tak tak terpapar radikalisme, ekstrimisme, maupun manipulator agama. Menurutnya jumlah masjid dan mushola di Indonesia sekitar 800.000. Hal itu menunjukan besarnya potensi yang dapat dimanfaatkan dalam memasyarakatkan nilai-nilai kebangsan melalui berbagai aktivitas kepemudaan yang diselenggarakan di lingkungan masjid.
“Fungsi masjid sebagai basis pembinaan akhlak dan moral umat, dapat disinergikan sebagai basis pembinaan wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi muda,” ujarnya dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI), secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (23/11/20)
Bangsa Indonesia sedang menapaki puncak bonus demografi. Yakni penduduk usia produktif bakal menjadi bagian terbesar dari komposisi penduduk Indonesia. Nah di situlah peran penting dan krusial hadirnya organisasi kepemudaan dalam membentuk generasi muda, agar mendapatkan bekal wawasan kebangsaan yang memadai.
“Menguatkan nilai-nilai kebangsaan di kalangan remaja merupakan sebuah proses yang harus dilaksanakan secara bertahap, tidak serta merta atau instan. Karena itu diperlukan ketepatan metode dan kesinambungan proses, agar dapat mengakar kuat dalam setiap diri generasi muda,” terang Bamsoet.
Dewan Pakar KAHMI ini menekankan, membekali generasi muda dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan mesti dilaksanakan dengan kesungguhan agar mengakar kuat dalam benak setiap anak bangsa, dan tidak mudah tergoyahkan oleh arus perubahan zaman. Dalam kaitan ini, generasi muda bukan sekedar objek, tetapi menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses pembangunan wawasan kebangsaan.
“Dengan segala potensi diri yang penuh energi, dinamis, optimis, serta literasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai, generasi muda mesti berperan sebagai generator dan dinamisator dalam pembangunan jatidiri dan karakter bangsa,” pungkasnya.
[AHR/Foto Istimewa]