Pesantren mesti menjalankan perannya dalam berkontribusi terhadap ekonomi nasional, sekaligus warga sekitar. Yakni dengan berkolaborasi dengan banyak pihak.
[JAKARTA, MASJIDUNA] — Pondok pesantren sedianya tak saja sebagai tempat belajar bagi santri. Namun pesantren pun memiliki peran dalam mengembangkan perekonomian dalam rangka berdikar. Itu sebabnya pesantren mesti terbuka dalam berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagia bagian sebagai pusat pemberdayaan umat.
Demikian disampaikan Wakil Presiden Maruf Amin di Jakarta, Selasa (17/11). “Harus ada economic collaboration, kolaborasi ekonomi, dimana-mana, apalagi di pesantren. Pesantren itu harus berkolaborasi dengan banyak pihak,” ujarnya.
Pesantren sebagia lembaga pendidikan tak dapat berdiri sendiri dalam memberdayakan masyarakat sekitar. Khususnya di sektor ekonomi. Pesantren mesti menjalankan perannya dalam berkontribusi terhadap ekonomi nasional, sekaligus warga sekitar.
Dalam perjalannya, pesantren terus mengalami perkembangan. Selain sebagai pusat pendidikan dan pusat dakwah, pusat pemberdayaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya, terutama pemberdayaan ekonomi. Maruf berharap pesantren yang jumlahnya mencapai 28.194 unit di berbagai daerah, mampu mengoptimalkan perannya dengan mengembangkan potensi melalui pembinaan dan kolaborasi secara tepat.
Berdasarkan data yang dikantongi Maruf, terdapat 44,2 persen atau sekitar 12.469 pesantren berpotensi mengembangkan ekonomi. Nah dalam mendukung peran itu, pemerintah pun telah memberikan berbagai kebijakan dan fasilitas yang mendorong pengembangan ekonomi berbasis syariah di pesantren. Antara lain pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan layanan keuangan syariah.
“Kemudian melalui instrumen Kementerian Koperasi dan UKM ada Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) dengan skema syariah, termasuk BMT (Baitul Maal wa Tamwil),” pungkasnya.
[AHR/Ant/Foto:portaljember]