Kisah Akbar si Pemulung dan Pendusta Agama

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Seorang pemulung yang masih di bawah umur, Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), mendadak terkenal setelah fotonya sedang membaca quran di jalan Braga Bandung menjadi perhatian warga. Foto tersebut memang menyentuh. Di tengah gerimis, Akbar seorang diri menepi sambil tetap membawa karung untuk memulung.

Simpati datang dari berbagai kalangan, termasuk dari penceramah Syekh Ali Jabber yang akan mendidik di pesantrennya setelah diajak umrah.

Ulama kondang asal Arab Saudi ini datang langsung ke kediaman nenek dan kakek Akbar di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).

Akbar pun sangat senang dengan perhatian dan bantuan yang mengalir. Dia akan semakin semangat dalam menimba ilmu agama.

” Semangat banget belajar agama. Niat saya juga tetap, gak bakal hilangin niat saya buat dirikan pesantren,”katanya.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari kasus Akbar. Ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak di bawah umur yang tidak mendapat perhatian semestinya, mulai dari hak untuk mendapatkan pendidikan hingga hak untuk kehidupan layak.

Akbar merasakan pendidikan terakhir kelas 4 SD. Sementara usia sekarang 16 tahun. Itu berarti ada rentang kurang lebih enam tahun di luar bangku sekolah.

Pelajaran yang tak kalah penting adalah kepedulian sebagai sesama muslim untuk mengulurkan tangan membantu tetangga yang tak mampu. Allah dalam surat al-Maun sudah memberikan ancaman kepada mereka yang taat beragama namun abai terhadap orang miskin di sekitarnya. “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Mereka itu orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.” Pada ayat selanjutnya disebutkan bahwa orang yang salat pun disebut celaka karena mereka enggan memberikan bantuan kepada orang-orang miskin.

(IMF/foto: republika)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *