Narasi Orang Gila Penusuk Ulama Ditolak

[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Sejak pertama kali terjadi pada 2018 silam, kasus kekerasan terhadap ulama selalu berulang. Semua pelaku dinyatakan terkena gangguan jiwa alias gila. Kasus yang terjadi hingga merenggut nyawa terjadi di Cigondewah, Bandung. Pengurus Persis H.R. Prawoto tewas setelah diserang dan dianiaya seorang lelaki, yang tak lain tetangganya sendiri. Korban tewas setelah diserang menggunakan sebilah besi.

Sementara pada tahun 2020, kasus ini sudah terjadi dua kali. Kasus pertama terjadi dua bulan silam ketika Imam Masjid Falah Darul Mutaqin, Ustad Yazid Umar, diserang seorang lelaki menggunakan pisau. Kasus kedua, menimpa Syekh Ali Jaber di Bandarlampung, Lampung.

Kali ini, Syekh Ali Jaber menolak narasi orang gila sebagai pelakunya. “Dia terlatih,” katanya meberikan penjelasan, Senin (14/9/2020) sehari setelah kejadian.

Penolakan narasi orang gila juga menggema di media sosial setelah foto pelaku Syekh Ali beredar sedang makan dan main laptop.

Ahli forensik Reza Indragiri Amril juga menolak narasi tersebut. “Gangguan jiwa tipe apa? Apakah termasuk tipe yang mendapat pemaafan hukum?”katanya.

Para politi di DPR pun mulai mempertanyakan dugaan orang gila kepada pelaku.

Politisi PKS HIdayat Nur Wahid menyampaikan hal senada. “Jangan kaburkan pelakunya sebagai orang gila,” tulisnya melalui twiter.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pun mempertanyakan narasi orang gila. “Sangat mungkin kejadian terencana dan tidak mungkin dilakukan orang gila/tidak waras,” katanya.

Masyarakat mulai mempertanyakan klaim orang gila terhadap pelaku kekerasan para pendakwah. Salah satu yang mencurigakan adalah: mengapa orang gila selalu memilih ulama sebagai sasarannya?

(IMF/foto: istimewa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *