Ramadhan di Tengah Wabah: Tantangan dan Kesempatan

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Bisa dipastikan Ramadhan tahun ini akan dilalui oleh umat Islam di Indonesia dengan tidak biasa. Sebab, masjid-masjid bakal sepi dari taraweh dan tadarus. Buka puasa bersama yang biasanya membludak di rumah makan, cafe dan mal bakal kehilangan peminat.

Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut, bahwa hal itu bukanlah halangan untuk menyongsong bulan penuh rahmat di rumah bersama keluarga. Sebab, selalu ada hikmah dari semua kejadian.

“Bagaimana kita secara bersama-sama memastikan bahwa wabah Covid-19 ini sebagai rahmat bagi kita untuk memetik hikmah dan menjalankan ibadah secara lebih seksama,” ungkap Sekretaris Fatwa MUI Asrorun Ni’am Sholeh dalam keterangan resmi melalui video conference di akun Youtube Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (13/4).

MUI juga mengajak kepada seluruh umat muslim Tanah Air agar wabah Covid-19 dapat dijadikan sebagai bentuk rahmat dengan memetik hikmah dan menjalankan ibadah sesuai syariat Islam.

Karena itu, wabah corona bukanlah halangan dalam melaksanakan ibadah secara khusyuk. Yang penting ada pemahaman tentang cara beribadah yang berubah karena kondisi.

Hal itu juga menandakan kelenturan ajaran Islam. Apa pun yang sudah diputuskan oleh para ulama, merupakan solusi terbaik bagi umat sekaligus respon pada kenyataan.

“Ibadah ramadan harus dijadikan sebagai momentum emas untuk mempercepat penanganan Covid-19 dengan etos dan semangat keagamaan. Melalui kesempatan tersebut, sekali lagi MUI menjelaskan bahwa pembatasan kerumunan bukan membatasi ibadah. Menghindari kerumunan di tengah wabah Covid-19 ini justru adalah bentuk ibadah,” katanya.

(IMF/foto:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *