[JAKARTA, MASJIDUNA]-— Film “jejak Langkah Dua Ulama” hasil kolaborasi antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Tebuireng sudah selesai diproduksi. Film yang mengisahkan dua ulama Nusantara KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) itu siap diluncurkan dan menyapa para penonton di tanah air.
“Hari Sabtu (7/3) kita soft launching film Jejak Langkah Dua Ulama yang digelar di beberapa titik seperti di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, di UIN Sunan Kalijaga dan lain-lain. Di UAD nanti insya Allah dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Untuk launchingnya kita harapkan dapat dibuka oleh Presiden Joko Widodo,” tutur Koordinator Nasional Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (Rakornas LSBO) Muhammadiyah, Sukriyanto di di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat sore (21/2/2020).
“Film Jejak Langkah Dua Ulama ini menurut penilaian subyektif saya lebih bagus dari dua film sebelumnya. Hal ini tidak lain agar masyarakat lebih khusyuk dan khidmat menyaksikan bagaimana dua ulama kondang asli Indonesia ini berjuang membela agama dan bangsa. Semoga menginspirasi para dai, ulama, dan utamanya umat Islam,” jelas Sukriyanto.
Sejauh ini LSBO telah memproduksi tiga film, di antaranya: pertama, Meniti 20 Hari, film ini terinspirasi dari perjuangan dan petualangan KH Abdul Razak Fachrudin muda, dengan rombongan Pandu Hizbul Wathan (HW); kedua, Sembilan Putri Sejati, film yang mengangkat sejarah mengenai pendirian ‘Aisyiyah sebagai pelopor dalam memperjuangkan emansipasi dan kesetaraan hak perempuan di Indonesia; dan ketiga, Jejak Langkah Dua Ulama, film yang mengisahkan tentang perjuangan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari dalam mendakwah Islam di Nusantara.
Syukriyanto mengatakan bahwa animo masyarakat yang ingin menyaksikan film Jejak Langkah Dua Ulama ini begitu besar. Hal tersebut terbukti dengan akan diputarnya film ini di 4300-an titik di seluruh Indonesia. Besarnya minat masyarakat menyaksikan film ini merupakan kerinduan umat Islam akan sosok yang bersahaja, saleh, dan dermawan, sebagaimana KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari.
(IMF/foto:muhammadiyah.co.id)