[JAKARTA, MASJIDUNA]—Setiap kali mendengar kabar orang meninggal, selain mengucapkan “innalilahi wa innailaihi rojiun” juga biasanya disertai dengan ucapan “semoga husnul khatimah”. Kalimat tersebut sering djumpai di pertemanan di media sosial.
Makna husnul khatimah artinya kesudahan atau akhir yang baik, yakni kematian dalam keadaan iman kepada Allah. Lawan dari husnul khatimah adalah su’ul khatimah yaitu akhir atau kesudahan yang buruk, ingkar kepada Allah. Menurut ahli tafsir Al-Quran Prof.Dr. Quraish Shihab, kedua kalimat tersebut tidak terdapat dalam quran, namun bisa dijumpai dalam hadits.
Menurut Quraish Shihab, ajal yang menemui husnul khatimah ditandai dengan senantiasa berbaik sangka kepada Allah, terutama saat sakit dan menjelang kematian. Hal tersebut tersua dalam salah hadits yang berbunyi, “Janganlah salah seorang di antara kamu wafat, kecuali bersangka baik kepada Allah.” (HR.Bukhori).
Dengan demikian, bisa jadi ada orang yang selama hidupnya melakukan kebaikan dan beriman kepada Allah tapi di akhir menjelang kematiannya justeru ingkar sehingga mendapatkan su’ul khatimah. Banyak ulama berpendapat, kematian seseorang tidak akan sampai su’ul khatimah bila selama hidupnya secara lahir bathin beramal saleh dan tulus kepada Allah.
Terjadinya su’ul khatimah, karena dalam diri manusia ada qalbu atau hati. Qalbu secara harfiah artinya berbalik. Artinya, orang yang dalam perjalanan hidupnya tidak mantap dalam amalan kepada Allah maka akan mudah dibolak-balikan hatinya. Karen itulah, Rasulullah sering berdoa yang sepantasnya diamalkan oleh umatnya, yaitu: “Ya muqallibul qulub, tsabit qalbi a’la tha’atika” (Wahai yang membolak-balikan hati, mantapkanlah hatiku dalam ketaatan kepada-Mu).
(IMF/foto: