[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Bagi manusia modern saat ini, urusan menjaga kesehatan selalu berada pada urutan nomor satu. Karena itu, menderita sakit merupakan bencana yang sekuat tenaga harus dihindari. Bukan hanya jadi tidak produktif, sakit juga berbiaya mahal.
Orang pun kini tidak hanya mengandalkan pengobatan secara medis, ada juga yang mencoba kembali ke alam melalui ramuan herbal. Bahkan ada pula yang mendatangi “orang pintar” seperti Ningsih Tinampi di Pasuruan, Jawa Timur, yang saat ini sedang ramai. Sebelumnya ada Ponari di Jombang, Jawa Timur yang juga tak kalah heboh.
Hal itu menandakan bahwa masyarakat sangat merindukan pengobatan yang bisa cepat menyembuhkan.
Tapi, ajaran Islam memiliki konsep pencegahan dan pengobatan yang kini mulai ramai diperbincangkan lagi. Dokter Zaidul Akbar, misalnya, yang memiliki banyak pengikut di media sosialnya memperkenalkan Jurus Sehat Rasulullah (JSR). Salah satu metode yang dia tawarkan adalah kembali ke kehidupan Nabi Muhammad dalam beraktivitas mulai dari tidur, makan dan akativitas lainnya. “Islam itu agama sempurna. Punya konsep politik, ekonomi. Pasti juga punya konsep kesehatan,” katanya ketika menjadi pembicara di Muslim Life Festival 2019, Agustus lalu, di Jakarta.
Kepada generasi milenial, dokter Zaidul Akbar memaparkan hidup Rasulullah seperti puasa senin-kamis yang menjadi salah satu metode untuk membuat badan tetap bugar. “Orang yang suka puasa itu wajahnya glowing,” katanya.
Menurutnya, literatur kedokteran modern sudah mengakui keuntungan puasa. Para ahli kedokteran menyebutnya intermitten fasting yaitu konsep 5:2 (5 hari tidak puasa dan 2 hari puasa). Manfaatnya bagi tubuh sudah banyak dikupas.
Tokoh sufi Jalaluddin Rumi pun dalam kitabnya menyebutkan, “puasa adalah dasar pertama pengobatan. Berpuasalah dan ingatlah akan kekuatan ruhani.
Sementara itu, dokter Agus Ali Fauzi (ahli paliatif dan bebas nyeri) dari Surabaya, menekankan pentingnya zikir untuk menghilangkan rasa sakit yang mendera tubuh. Termasuk sakit kepala atau stroke. “Baca zikir sebanyak-banyaknya. Sebab itu membuat tubuh jadi tenang,” katanya saat berbincang dengan Masjiduna beberapa waktu lalu.
Pengobatan Islam yang sering juga disebut “thibbun nabawi” sebenarnya cukup komprehensif bukan hanya bekam, tapi berbagai aktivitas lain seperti makan dan tidur.
Rupanya, pengobatan dengan pendekatan keimanan ini sudah lama menjadi perhatian para ahli kesehatan di dunia. Dua orang dokter dari Universitas Boston dan Universitas Harvard (Herbert Benson dan William Proctor) mengadakan penelitian yang kemudian dijadikan buku berjudul “Relaxation Response”. Ketika pertama terbit pada 1991 buku ini terjual 2 juta eksemplar di Amerika Serikat.
Pendekatan yang dilakukan oleh Benson dan Proctor adalah pentingnya mantra atau yang dalam Islam dikenal dengan zikir secara berulang-ulang yang memiliki efek menyembuhkan.
Penelitian yang dilakukan dengan mendatangi pusat-pusat spiritual di Timur hingga ke Tibet. Di negeri atas awan ini, misalnya, terungkap para pendeta Budha bisa berjalan di atas bara api tanpa terbakar atau lecet sedikit pun. Mereka membaca mantra-mantra yang diajarkan para penduhulu agama mereka.
Dalam risetnya, kedua dokter itu menyimpulkan bahwa zikir atau doa (dalam riset disebut mantra), yang dilandasi keimanan turut memberikan efek penyembuhan yang berlipat ganda.
Dalam tradisi pengobatan Islam masa lalu, dikenal sosok Ibnu Sina yang pernah menulis “Al-Syifa”. Dalam buku ilmu kedokteran tertua ini, dia menguraikan tentang tabib yang mutakhayyilah atau memiliki dimensi imajinasi kuat, yang mampu mensugesti kesembuhan bagi pasiennya. Jadi, kesembuhan yang datang dari dalam diri pasien karen dilandasi kesadaran atau keimanan bahwa semua penyakit ada obatnya. Nah, tinggal saja caranya, Islam sudah memberikan beberapa tips hidup sehat seperti diajarkan rasulullah. (IMF)