Pembangunan Museum Rasulullah, Begini Respon Muhammadiyah

[YOGYAKARTA, MASJIDUNA] — Rencananya, Museum Rasulullah SAW bakal dibangun di bilangan Depok, Jawa Barat. Ketua pembangunan museum Rasulullah, Syafruddin menyambangi Muhammadiyah dan sejumlah pimpinan organisasi Islam serta tokoh-tokoh Islam.

Bagi Syafruddin, Muhammadiyah memiliki kekayaan khazanah dan konstribusi penting bagi umat Islam Indonesia dan bahkan dunia. Diagendakan, pembangunan Museum Rasulullah berlokasi di Depok, bersebelahan dengan Kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

“Museum Rasul yang direncanakan rampung pada 2020 ini merupakan yang ketiga dibangun, setelah di Mekah dan Madinah,” ujarnya saat menemui Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir di Yogyakarta, beberapa hari lalu.

Syafruddin menjelaskan alasan pemilihan Indonesia sebagai tempat pembangunan Museum Rasulullah. Pertama, Indonesia menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Kedua, Indonesia amatlah moderat, muslim wasathiyah.

“Umat Islam Indonesia dikenang di seluruh belahan dunia sangat toleran,” ujar mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi(Menpan-RB) itu.

Menanggapi Syafruddin, Haedar menegaskan Muhammadiyah mendukung penuh rencana tersebut. Menurutnya, Museum Rasulullah bakal menampilkan khazanah kekayaan Rasulullah. Termasuk dari suudut kemanusiaan Rasulullah, yang menjadi Rasul akhir zaman yang membangun peradaban dunia.

“Di dalamnya juga akan dimasukkan unsur Islam Indonesia,” katanya.
Sebagai organisasi Islam terbesar dengan banyak khazanah, sudah tentu bakal memberikan dukungan secara penuh. Dia menilai pembangunan Museum Rasulullah bukanlah bentuk ekslusivisme umat Islam. Sebaliknya justru menunjukan Indonesia tak lepas dari Islam.

Sebab, antara Islam dengan keIndonesiaan menjadi sesuatu yang tak terpisahkan. Nah, kesadaran inilah perlu dipahami oleh seluruh warga bangsa. Dia berhatap Museum Rasulullah dapat mengingatkan muslim Indonesia agar selalu meneladani akhlak Nabi.

Sejalan dengan Muhammadiyah

Lebih lanjut Haedar berpendapat, Museum Rasulullah dipandang sejalan dengan agenda Muhammadiyah. Pasalnya organisasi yang dipimpinnya tengah membangun Pusat Kebudayaan Islam Indonesia di Yogyakarta. Pembangunan pusat kebudayaan Islam Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah.

Menurutnya, di atas lahan 13,5 hektar, pembangunannya dikerjasamakan antara PP Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan era Puan Maharani. “Semoga kedua proyek besar ini bisa disinergikan,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, DMI telah menandatangani Memorandum of Understunding (MoU) dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) liga Muslim Dunia, Syaikh Muhammad Abdul Karim Al-Isa dan Ketua Yayasan Wakah Salam, Nashir Az-Zahroni di Jeddah, Arab Saudi, pada akhir September 2019.

[AHR/Muhammadiyah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *