[SULAWESI SELATAN, MASJIDUNA] — Dalam rangka mencetak kader ulama yang berkualitas, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar pelatihan kader ulama. Menggandeng Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ketua LP2M UIN Alauddin Prof Muhammad Ramli mengatakan, kegiatan tersebut sebagai langkah menata keagamaan melalui kearifan lokal. LP2M UIN pun diberi amanat melaksanakan program MUI tersebut. Acara kegiatan dibalut dengan seminar publik bertajuk ‘Kearifan Lokal dalam Bingkai Tatanan Keberagaman’.
Prof Muhammad mengatakan, program tersebut menjadi bagian dari rangkaian pembukaan pelatihan kader ulama yang diikuti seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan. Baginya, kearifan lokal masyarakat masyarakat di Sulawesi Selatan perlu diaktualisasikan lebih lanjut. Pasalnya nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat mulai bergeser.
“Kearifan lokal menjadi bagian dari masyarakat Sulsel penting diaktualkan kembali. Ini tantangan yang dihadapi bangsa, utamanya di Sulawesi Selatan,” ujarnya dalam siaran pers kepada wartawan.
Guru Besar Kebijakan Publik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik itu berpandangan nilai-nilai leluhur Sulsel sudah mulai tergeser. Karenanya, MUI menempuh langkah dengan memunculkan tema kearifan lokal. Dengan begitu, nilai-nilai agama dapat diterapkan dengan pendekatan kearifan lokal.
Dia berharap, pengkaderan ulama dalam berdakwah menggunakan instrumen kearifan lokal agar dapat mudah diterima masyarakat. Masyarakat sulawesi selatan pun diminta tidak melupakan sejarah akan ajaran lokal. Pasalnya sejarah para orang tua dahulu masih layak diangkat kembali. Sebab, eksistensi ketimbang nasihat amatlah layak dan selaras dengan agama.
“Untuk kita terapkan kembali,” pungkasnya.
Perlu diketahui, dalam acara tersebut terdapat empat pembicara. Mulai Ketua Pascasarjana UIN Alauddin Prof Ghalib, Dosen Universitas Hasanuddin Prof Pawenanring Hijjang, Dr Muhammad Yahya serta Ketua LP2M UIN Alauddin Prof Muhammad Ramli.
[KHA/MUI]