Baznas Dorong Pengelolaan Zakat Beralih ke Sistem Digital

[BANDUNG, MASJIDUNA] — Perhelatan akbar The International Conference of Zakat (ICONZ) yang ketiga pada tahun 2019 di Auditorium Garha Sanusi Universitas Padjadjaran Dipatiukur Bandung, (Jumat (4/10).  Acara itu mengangkat tema ‘Zakat 4.0 Towards Empowering Ummah with Technology’. 

Hajatan besar itu kejasama Badan Zakat Amil Infak Sadaqoh (BAZIS) dengan Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran (FEB-UNPAD) yang didukung oleh BAZNAS Provinsi Jawa Barat, BNI Syariah, dan Bank Mandiri Syariah.

Ketua Baznas Prof  Bambang Sudibyo berpandangan, organisasi zakat yang ada di Indonesia saatnya beralih ke sistem digital. Dia beralasan dengan masuk ke sistem digitalisasi, setidaknya bakal memperoleh berbagai keuntungan dalam menghimpun maupun penyaluran zakat.

“Sistem digital yang telah menjadi trend besar dalam industry keuangan ini membuat pengelolaan zakat lebih efisien, lebih transparan, biaya transaksi rendah, menjangkau skala yang lebih luas sekaligus meningkatkan sistem keamanan,” ujarnya di depan peserta the 3rd ICONZ. 

Sementara Direktur Puskas M Hasbi Zaenal berpandangan tema ‘Zakat 4.0 Towards Empowering Ummah with Technology’  dipilih lantara dunia sedang memasuki revolusi industri ke 4. Yakni dengan ditandai munculnya teknologi terbarukan seperti  Robotics Process Automatization (RPA), Artificial Intelligent (AI), dan Internet of Things (IoT).

Teknologi terbarukan itu  digunakan secara masif oleh berbagai sektor industri. Pasalnya  teknologi-teknologi tersebut memberikan manfaat yang begitu besar dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi. 

“Sebagai lembaga keuangan sosial Islam yang mengelola dana publik, industri zakat menjadi salah satu sektor yang cukup terdampak atas masifnya penggunaan teknologi,” katanya.

Lebih lanjut Hazbi berpendapat, keunggulan dalam hal efisiensi pada penggunanaan RPA, AI dan IoT  mengharuskan adanya pertimbangan matang oleh industri zakat dalam mengadopsi teknologi tersebut. Sehingga aktivitas penghimpunan dana zakat, pengelolaan, dan pendistribusian dana zakat akan lebih maksimal. 

Meski demikian diperlukan kajian dan diskusi mendalam terkait dengan implementasi teknologi tersebut dalam pengelolaan zakat. Sehingga, hasil dari kajian  tersebut bakal menjadi landasan yang kuat bagi policy makers.

“Baik itu regulator maupun operator dalam menentukan kebijakan pengelolaan zakat menggunakan teknologi,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Acara the 3rd ICONZ menghadirkan berbagai narasumber yang memiliki kualifikasi tinggi di bidangnya, mulai dari regulator, praktisi zakat, peneliti hingga akademisi. Hadir sebagai Keynote Speaker, Ketua BAZNAS, Prof Bambang Sudibyo dan juga Ad interim Rektor Universitas Padjadjaran, hingga Prof Rina Indiastuti. 

[AHR/Baznas]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *