[JAKARTA, MASJIDUNA]–Nama Guru Mansur mungkin kurang populer di antara nama para pahlawan kemerdekaan kita. Namun, jejaknya dalam mempertahankan kemerdekaan tak terhapus oleh zaman. Masjid Al Mansur, Tambora, Jakarta Barat adalah salah satu buktinya.
Kala itu tahun 1948 ketika aksi agresi Belanda di Indonesia, pasukan NICA mengepung Jakarta. Mereka menyisir para pemuda yang disebut “ekstrimis”. Ketegangan antara pasukan Belanda dan rakyat Indonesia sering terjadi di jalanan.
Hal tersebut menimpa pula Guru Mansur, yang bernama lengkap Muhammad Manshur bin Abdul Hamid bin Damiri. Guru Mansur yang lahir pada 1887 itu, nekad mengibarkan bendera merah putih di atas menara masjid Al Mansur. Masjid Al Mansur adalah salah satu masjid tertua di Jakarta, yang di kala itu jadi markas perjuangan.
Kisah heroik Guru Mansur membuat tentara NICA geram. Sepasukan tentaraa pun memberikan tembakan ke menara masjid tersebut. Kala itulah Guru Mansur menyerukan persatuan kepada warga Betawi. “Betawi, rempug!” katanya yang berarti ajakan warga Betawi untuk bersatu.
Karakter Guru Mansur memang terkenal tegas. Namun dia pun sosok intelektual karena banyak menulis buku, salah satunya kitab Sullam yang merupakan pedoman ilmu falak bagi kaum muslimin. (IMF)