Indonesia Bakal Sosialisasikan Islam Wasathiyyah di Afganistan

Era transisi usai penarikan pasukan AS dan lainnya harus dibentuk peace keeping force dimana Indonesia berpengalaman,

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Masa transisi yang dialami negara Afganistan perlu diantisipasi agar kondisi perdamaian tetap terjaga. Indonesia pun memiliki upaya dalam menjaga perdamaian. Antara lain dengan mensosialisasikan konsep Islam Wasahiyah versi Indonesia di Afganistan secara nasional.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Muhyiddin Junaidi di depan delegasi Taliban di kantor MUI, Selasa (30/7/2019) kemarin.

“Islam wasathiyyah versi Indonesia perlu di sosialisasikan secara nasional di Afghanistan. Islamic center Indonesia di Kabul bisa dijadikan pilot project,” ujarnya dilansir dari laman MUI.

Menurutnya, gagasan tersebut sejalan dengan keberadaan Islamic Centre Indonesia (ICI) di Kabul. Lokasi tersebut, kata Muhyiddin, bakal dijadikan tempat percobaan. Dia beralasan di dalam lokas tersebut terdapat beberapa bangunan penting. Seperti masjid, sekolah dan rumah sakit.

Delegasi Taliban menyambangi MUI dipimpin Kepala Kantor Politik Taliban di Qatar Abdul Ghani Barada. Kedatanganya, meminta Indonesia berperan dalam menciptakan perdamaian di Afganistan. Tentunya sesuai dengan kapasitas yang Indonesia miliki.

Dikatakan Muhyiddin, Indonesia bakal berupaya menjadi juru damai di Afghanistan. Antara lain dengan membentuk pasukan pengaman perdamaian. Pasukan pengaman perdamaian menjadi penting. Karena Afghanistan akan mengalami masa transisi seiring dengan ditariknya pasukan AS dan lainnya dari Afghanistan.

“Era transisi usai penarikan pasukan AS dan lainnya harus dibentuk peace keeping force dimana Indonesia berpengalaman,“ katanya.

Agar kondisi perdamaian itu berkesinambungan, kata Muhyiddin, Indonesia siap membantu dalam bidang capacity building. Di antaranya, Indonesia akan melatih para tenaga medis untuk pria dan wanitam. Kemudian, pelatihan khusus pegawai administrasi negara, serta pembentukan Majelis Ulama Afghanistan. [redaksi]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *