Melantunkan Zikir, Mengingat Sang Pencipta

[JAKARTA, MASJIDUNA]– Dalam tradisi peribadatan Islam, mengenal kata zikir yang berarti mengingat Allah. Dari segi bahasa, zikir artinya mengingat, mengagungkan, dan mensucikan. Sehingga saat berzikir, itu artinya sedang mengingat, mengagungkan dan mensucikan Allah. Zikir tidak mengenal tempat dan waktu, tidak hanya sehabis solat lima waktu. Tapi bisa kapan saja dan di mana saja, selama tempat itu bersih dan jauh dari kemaksiatan.

Menurut Nasaruddin Umar dalam bukunya, “Menjalani Hidup Salikin” zikir bersifat generik, segala upaya yang dilakukan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. “Pendekatan ini dilakukan melalui penyebutan nama-nama atau kalimat-kalimat mulia seperti Asmaul Husna dan termasuk membaca Al-Quran.”

Baca juga:zikir

Selain zikir, dikenal pula yang namanya wirid atau wiridan. Wirid berarti datang, sampai atau mendatangi, menyebutkan. Wirid seakar dengan wardah yang artinya bunga mawar.

Zikir merupakan tiang pokok dalam mengadakan perjalanan menuju kepada Allah. Karena itu, perjalanan hamba tidak akan sampai bila tidak berzikir. Hal itu pun tercantum dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 41-42: “Hai orang-orang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir dengan sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”

Zikir juga disebut menjadi salah satu keistimewaan umat Islam dibandingkan umat lain sebelummya. Hal ini dinyatakan oleh Rasulullah yang disampaikan kepada jibril, bahwa Allah berfirman, “Aku memberi umatmu sesuatu yang belum pernah aku berikan kepada umat lain yaitu (firman-Nya: “Fadzkuruni adzkurkum”.

Baca juga: Zikir Vs Celaka: Kisah Pameo Wali Allah

Karena zkir tidak dibatasi waktu, maka diperintahkan untuk berzikir dengan lisan atau hati sepanjang waktu. Inilah salah satu keistimwwaan umat Islam yang diberikan Allah, perintah senantiasa berzikir, mengingat Sang Pencipta sepanjang waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *