Sesalku, Karena Latah

Oleh: Noryamin Aini (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)

SEPOTONG renungan ini kukutip dari sebuah posting pengingat di WA-ku. Lalu, saya tambahkan beberapa butir khathar qalbu untuk lebih mengingatkan diriku sendiri, mungkin juga kamu.

Sahabat!
Seandainya kita rajin membaca al-Qur’an seperti intensitas kita membaca pesan WA, FB, Instagram, dan media sosial lainnya di HP kita, maka kita pasti tidak akan lama untuk dapat mengkhatamkan al-Qur’an.

Andai saja pagi, siang, dan malam, jemari kita istiqomah untuk menghitung bilangan zikir dan salawat atas baginda Nabi saw, seperti halnya, pagi, siang, malam, bahkan setiap saat jemari kita memegang HP, niscaya beratlah kelak timbangan kebaikan zikir dan salawat kita.

Andai saja kita bersemangat menambah ilmu seperti kita telaten, rajin mengisi baterai HP, niscaya para malaikat akan sibuk senantiasa mendoakan ampunan untuk kita.

Andai saja kita bersedekah walaupun sedikit secara rutin seperti jumlah pulsa dan kuota HP kita yang sering terbuang percuma, niscaya kita akan mendapat banyak pahala sedekah jariah setiap harinya.

Andai saja kita rutin memberi perhatian kepada anak, istri, dan suami, seperti kita memberi perhatikan kepada teman dan anggota group di HP, niscaya rahmat Allah akan melimpahi kehidupan kita.

Sungguh! Disadari atau tidak, sesuatu yang sering membuat kita melalaikan perintah Allah, juga mengingat-Nya adalah benda yang saat ini kita pegang (HP); Benda ini sering membuat kita terganggu tanpanya.

Sahabat!
Tidak penting siapa yang membuat renungan ini. Hal yang pasti bahwa renungan ini tentunya untuk diriku sendiri, dan mungkin juga untuk kamu, yang sedang membaca pesan singkat ini.

Ya Allah, hamba sadar “lebih sering dan lebih lama memegang HP daripada bermunajat syahdu pada-Mu, dan memegang alat hitung zikir pada-Mu”;

Ya Allah, hamba tidak sadar sudah berapa banyak duit dihabiskan untuk membeli pulsa; bahkan jumlahnya melebihi jumlah sedekahku;

Ya Allah, hamba sering resah jika HP ini tidak berfungsi. Tetapi, hamba sering abai jika qalbu ini tidak bergetar ketika mendengar ayat-ayat dan panggilan-Mu;

Ya Allah, hamba sering tertawa sampai terpingkal-pingkal ketika melihat gambar, atau menonton video-Tik-tok di HP ini. Tetapi, hamba tidak sering menangis meratapi waktu hamba yang terbuang percuma gegara HP ini;

Ya Allah, jika hamba lalai untuk mengingat-Mu karena terlalu memuja HP, maka tegurlah hamba dengan disfungsi HP ini. Hamba ridho menerima segala takdir kebaikan-Mu, walaupun HP hamba tidak berfungsi.

Ya Allah, hamba hanya berani bermohon ampunan dan ridho-Mu, karena hamba tidak memiliki banyak kebaikan untuk menjadi modal moral-qalbu hamba bermohon lebih dan macam-macam pada-Mu.

Dalam setiap munajat, hamba selalu tenggelam dalam rasa sesal terhadap segala dosa-dosa hamba. Terangi dan sadarkan qalbu hamba untuk selalu mengingat-Mu.

[RAN]

4 thoughts on “Sesalku, Karena Latah

  1. Sesalku juga😏
    Renungan yg d rasakan bnyak umat muslim, tulisan ini mewakili kita smua.
    Moga2 kita bisa segera hijrah menuju Al-Qur’an dan dzikir sholawat
    Sangkal 99-2002

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *