Rowahan, Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadan

Foto Ziarah kubur (Dok. Masjiduna)

[JAKARTA, MASJIDUNA] – Memasuki bulan ramdan, umat Islam di Indonesia acap menggelar tradisi ziarah kubur. Aktivitas yang dilakukan seperti membersihkan makam leluhur hingga mendoakan ahli kubur. Dalam tradisi masyatakat Betawi dikenal “Rowahan” atau di Jawa dengan sebutan “Ruwahan”. 

Ziarah kubur menjadi tradisi yang lekat dengan masyarakat muslim Indonesia. Tradisi ini telah berlangsung lama, turun temurun, dari generasi ke generasi. Tradisi ini memiliki pijakan secara syariat.

Menurut Ustadz Dede Setiawan pengasuh Majelis Taklim Ummul Qur’an Pondok Ranji Tangerang Selatan, hukum ziarah kubur adalah sunnah. “Nabi menyuurh ziarah. Meski awalnya melarang karena iman para sahabat belum kuat. Tapi kemudian meminta sahabat untuk ziarah. Dalam kaidah fikih, perintah yang datang setelah larangan itu hukumnya sunnah,” ujar Ustadz Dede saat berbincang dengan MASJIDUNA.COM, Rabu (22/3/2023). 

Ustadz Dede Setiawan (Dok. Masjiduna)

Ustadz Dede menyitir sebuah hadits yang menjadi pijakan ziarah kubur bagi umat Islam. Dia menegaskan ziarah kubur bukanlah tindakan bid’ah. “Nabi saja menyuruh ziarah kubur,.” tegas Ustadz Dede. 

 حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :”قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة”رواة الترمذي (3/370) 
Artinya: Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat. 

Ustadz Dede menyebutkan tradisi ziarah kubur bagi masyarakat Islam di Indonesia telah menjadi tradisi turun temurun. Dia menegaskan, tak mungkin sebuah tradisi yang turun temurun tidak memiliki landasan syariat. Ia menyebutkan penyebutan tradisi ziarah memiliki perbedaan penyebutan. Di Betawi disbeut dengan tradisi Rowahan sedangkan di Jawa disebut Ruwahan. “Rowahan berasal dari kata ruh, bulan kirim doa ke para arwah leluhur kita,” ucap Ustadz Dede.

Dia menyebutkan di dalam tradisi Rowahan, makam para wali dan ulama solh ramai dikunjungi masyarakat untuk mendoakan ahli kubur. Menurut dia, intensitas peziarah mengalami peningkatan menjelang ramadan. “Rowahan itu ya bulan ziarah. Makam para wali, ulama dikunjungi oleh masyarakat muslim,” tegas Ustadz Dede.

[RAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *