Harapan Pesantren Jadi Kekuatan dalam Ekonomi Syariah

Pesantren-pesantren sudah membuktikan usaha-usaha bersama kemitraan Bank Indonesia.

[JAKARTA, MASJIDUNA]  — “Pembangunan ekonomi bukan sekadar kebutuhan, tetapi termasuk perintah Allah. Mengembangkan ekonomi adalah (termasuk, red) masalah agama yang sesuai dengan perintah syariah”. Kalimat itu meluncur dari bibir Wakil Presiden Maruf Amin dalam sebuah acara secara daring beberapa hari lalu. 

Pemerintah di bawah kepemimpinannya bersama Presiden Joko Widodo sedang mengembangan ekonomi berbasis syariah. Pesantren menjadi bagian yang bakal dikembangkan. Sebab pesantren memiliki potensi besar.Fakta menunjukan Indonesia memiliki sekamir 30 ribuan pesantren, serta tak kurang 4 juta santri.

Apalagi dengan penguatan melalui UU No.18 Tahun 2019 tentang Pesantren, lembaga pendidikan berbasis agama itu memiliki posisi strategis sebagai lembaga dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Karenanya Wapres berharap pesantren dapat turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi syariah.

Kita harapkan dengan munculnya Himpunan Ekonomi Bisnis dan Pesantren (Hebitren), pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi kuat,” ujarnya.

Meski di tengah situasi wabah Covid-19, tak menjadikan kehilangan semangat. Dia mengakui pandemi Covid-19 memperlambat upaya pengembangan ekonomi dan aspek-aspek lain. Namun  perlu dihadapi dengan keyakinan optimis, disertai ikhtiar tanpa henti, dan berserah diri kepada yang Maha Kuasa.

Baginya cobaan hidup berasal dari Allah. Karenanya, sejak manusia terlahir di bumi Allah telah memberkan ujian dan cobaan. Menurutnya, keyakinan pandemi Covid-19 cobaan dari Allah akan membuat semua pihak percaya, menerima, dan menghadapi pandemi ini dengan bijak. Karenanya perlu mempertebal kesabaran. Sabar, lanjutnya, bukan berarti berdiam diri, melainkan melakukan upaya-upaya untuk menjaga diri.

“Dari sisi suluki (ajaran Allah dan Rasul), kita juga harus melakukan ikhtiar sababiyah (upaya sebab-akibat), itu menjadi bagian yang juga diperintahkan Allah SWT,” tegas Wapres. Ikhtiar sababiyah tersebut meliputi upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif akibat pandemi, seperti mematuhi protokol kesehatan, menggiatkan 3 T (tracingtesting, dan treatment), dan melakukan vaksinasi,” katanya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hebitren, Moh. Hasib Wahab Abdullah mengatakan, organisasi yang dipimpinnya  lahir dari forum silaturahim 110 pesantren usai Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020.  Acara tersebut mengambil peran sebagai kekuatan ekonomi alternatif, untuk solusi dalam perkembangan ekonomi nasional, khususunya di masa pandemi.

“Pesantren-pesantren sudah membuktikan usaha-usaha bersama kemitraan Bank Indonesia,” pungkasnya.

[AHR/ilustrasi: DOK. Pesantren Sabilil Muttaqin]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *