Indonesia Mesti Jadi Pemain Global Ekonomi Syariah

Indonesia perlu mengejar ketertinggalan ekonomi syariah. Antara lain di sektor industri farmakosmetika, pariwisata, dan keuangan.

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Perkembangan penerapan ekonomi syariah di banyak negara menjadi pelaung besar bagi Indonesia. Sebab sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia mestinya dapat menjadi pemain global ekonomi dan keuangan berbasis syariah.

Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo  dalam webinar bertajuk ‘Percepatan Pengembangan Pasar Modal Berbasis Syariah’ di Jakarta, Seniin (30/11). “Kita semua menginginkan bagaimana Indonesia menjadi player di dunia dalam ekonomi keuangan syariah,” ujarnya.

Sejak 2015  silam, pemerintah  dan instansti terkait lainya meningkatkan  langkah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang memfokuskan di sektor perbankan. Malahan terus diperluas jangkauannya.  Antara lain,  pasar modal, mobilisasi zakat dan wakaf produktif.

Selain itu dalam meningkatkan ekonomi berbasis syariah dalam bentuk rantai pasok  halal bersinergi dengan pemerintah, BI, dunia usaha. Termasuk mengedukasi dan literasi melalui kampanye dalam Festival Ekonomi Syariah yang digelar beberapa waktu lalu oleh BI. Baginya, ekonomi dan keuangan syariah tak terkait dengan  agama saja. Namun telah menjadi tren dunia sebagai salah satu pendekatan model bisnis ekonomi dan keuangan.

Malahan negara yang berpenduduk minoritas muslim pun menjadi pusat ekonomi syariah. Seperti China sebagai eksportir baju muslim terbesar di dunia. Korea Selatan pun menjadi produsen kosmetika halal terbesar dan destinasi wisata halal. Sedangkan Jepang menjadi salah satu pusat industri halal dan pariwisata. Bahkan Thailand memiliki visi dapur halal dunia.

Merespon perkembangan ekonomi berbasis halal di negara luar, pemerintah Indonesia  telah membentuk Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS). Dia mengakui Indonesia perlu mengejar ketertinggalan ekonomi syariah. Antara lain di sektor industri farmakosmetika, pariwisata, dan keuangan. Maklum, Indonesia menempati urutan keenam berdasarkan laporan State of Global Islamic 2020-2021.

Kendati begitu, beberapa industri dari Indonesia masuk 10 besar. Antara lain di sektor makanan halal berada di urutan keempat. Sedangkan  fashion  di urutan ketiga setelah Uni Emirat Arab (UAE) dan Turki. “Upaya kita sejak 2015 mengembangkan perbankan keuangan syariah, ekonomi syariah dan terus melakukan edukasi dan literasi,” pungkasnya.

[KHA/Ant/Foto:net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *