[JAKARTA, MASJIDUNA]—Tidaklah mudah berjuang menjadi penghafal quran. Bukan saja menghadapi hambatan ingatan yang ada dalam diri, namun juga hambatan yang ada di luar diri sendiri, seperti lingkungan. Namun kisah para penghafal quran dalam buku “Kisah Inspiratif Para Peraih Beasiswa” ini memberikan gambaran perjuangan yang bukan saja urusan membaca quran tapi juga meraih beasiswa. Ada sepuluh penghafal quran yang menuliskan pengalamannya dari berbagai daerah di tanah air. Misalnya, Dudi yang setiap sore harus belajar sambil menggendong adiknya. Dudi membawa buku sambil mengajak adiknya bermain. Kisah lain, Icha yang harus terpaksa tidak menunda kuliah setahun demi menuntaskan hafalan qurannya.
Dari kesepuluh kisah yang ditampilkan tergambar betapa upaya menghafal quran tidak menghalangi untuk berprestasi dalam bidang akademik. Bahkan mereka berani melamar untuk mencari beasiswa.
Buku yang diterbitkan oleh penerbit GugusKata ini, pada dasarnya sama dengan kisah inspiratif lain, tentang perjuangan anak-anak muda yang mengorbankan kesenangan demi meraih apa yang mereka impikan.
Buku setebal 168 halaman ini mengungkapkan betapa perjuangan tak kenal lelah, doa orang tua dan hafalan quran, telah menjadi daya hidup bagi mereka yang percaya masa depan bisa diraih bukan dengan berleha-leha.
(IMF/foto: nuynagiga)
One thought on “Perjuangan Penghafal Quran Mencari Beasiswa”