Tantangan menjadi universitas tak seringan kala menjadi sekolah tinggi.
[BERAU, MASJIDUNA] — Muhammadiyah sebagai organisasi yang salah satunya bergerak di bidang pendidikan terus mengepakan sayapnya. Lembaga pendidikan setingkat Universtas milik Muhammadiyah pun bertambah jumlahnya, menjadi 164. Penambahan itu terjadi setelah bertransformasinya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tanjung Redeb resmi berubah menjadi Universitas Muhammadiyah (UM) Berau, Kalimantan Timur.
Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhammad Sayuti mengatakan, perubahan status STIEM menjadi UM Berau akhirnya terwujud. Pasalnya transformasi itu telah dinanti-nanti dalam waktu yang cukup lama. Segala proses yang dilalui untuk menjadi Universitas ini sepenuhnya didampingi oleh Tim dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.
Menurut Sayuti, bakal terdapat satu lembaga pendidikan yang bakal bergabung dengan UM Berau. Yakni, Sekolah Tinggi Ilmu Tinggi Tarbiyah (STIT). Dia mengatakan, prosesnya hanya menunggu ijin untuk bergabung saja. Mesti diakui, dalam proses perjalanannya, Muhammadiyah didukung oleh Almarhum Bupati Berau H. Muharram yang baru saja wafat akibat terpapar Covid-19.
“Almarhum memberikan hibah tanah sekitar 14 hektar untuk UM Berau,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman Muhammadiyah, Rabu (4/11).
Boleh dibilang, UM Berau menjadi rintisan almarhum H. Muharram. Karenanya, beragama juang dan jerih payah almarhum H. Muharram dapat menjadi amal sholehnya. Sebagai orang Muhammadiyah, H Muharram sempah mengajar di SMP Muhammadiyah. Sayuti mengingatkan, tantangan menjadi universitas tidaklah ringan, ketimbang menjadi sekolah tinggi. Sebab sejak menjadi UM Berau, terdapat penambangan lima program studi.
“Jangan menjadi kampus kecil yang mahasiswanya sedikit. Mari perpendek masa penderitaan dengan meningkatkan kualitas akademik, kualitas tata kelola sehingga bisa maju bersama Persyarikatan di Kalimantan Timur,” pungkasnya.
[KHA/Muhammadiyah]