[JAKARTA, MASJIDUNA]-— Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengizinkan pelaksanaan ibadah haji 2020 dengan jumlah jamaah terbatas. Hanya sekitar 1000 jamaah. Itu pun hanya untuk orang dan warga negara lain yang sudah berdomisili di Arab Saudi.
Keputusan ini diambil untuk menjamin ibadah haji tetap dilaksanakan dengan aman dari aspek kesehatan masyarakat. Pembatasan jamaah dan jaga jarak menjadi pertimbangan utama. “sesuai ajaran Islam yang mengutamakan keselamatan,” begitu bunyi pernyataan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi melalui akun Twitter resminya @HajMinistry.
“Sudah diputuskan haji tahun ini (1441 H/2020 M) dilakukan dengan jumlah jamaah sangat terbatas dari berbagai negara yang sudah berdomisili (reside) di Arab Saudi,” begitu pengumuman yang beredar.
Dengan demikian, maka jumlah jamaah haji tahun ini merupakan yang paling sedikit dalam sejarah Islam modern, bahkan bila dibandingkan dengan haji wada yang dipimpin langsung oleh Rasulullah.
Dalam pelaksanaan haji wada alias haji perpisahan dalam tahun ke-10 hijriyah, jumlah jamaah disebut sekitar 90 ribu-114 ribu jamaah. Kala itu, jumlah kaum muslimin memang sangat banyak berkat dakwah rasulullah.
Pada momen itu pula rasulullah memberikan khutbah terakhirnya. Bunyinya antara lain:
“Wahai manusia sekalian! Perhatikanlah kata-kataku ini! Saya tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi saya akan bertemu dengan kamu sekalian.”
“Saudara-saudara! Bahwasannya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, saya sudah menyampaikan ini!”
“Barangsiapa telah diserahi suatu amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.”
(IMF/foto: istimewa)