Corona Bakal Meredupkan Tradisi Ziarah Kubur

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Jelang puasa adalah hari panen bagi penjual kembang di kawasan Rawabelong, Jakarta Barat. Tapi tidak untuk puasa kali ini. Masyarakat belum nampak antusias berziarah ke kuburan, memanjatkan doa bagi orang tua dan kerabat. Dampaknya, bunga rampai yang ditaburkan pun tidak banyak dibeli.

Sebagian warga tampaknya mulai menyadari, wabah corona yang masih menggila ini bakal meredupkan tradisi ziarah kubur jelang puasa bahkan kemungkinan usai lebaran. Apalagi, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhdi Sa’adi sudah menghimbau agar ziarah kubur tidak dilakukan tahun ini diganti dengan doa di rumah. “Sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan doa dari rumah masing-masing. Insya Allah pahalanya tidak berkurang sedikit pun,” katanya, Senin (20/4/2020).

Tradisi ziarah kubur tak bisa dilepaskan dari masyarakat Islam Indonesia setiap awal Ramadhan dan Lebaran. Apalagi, pada momen ini para pedagang bunga pun kecipratan rezeki. Di Pemakanan Umum Grogol Kemanggisan, Jakarta Barat, misalnya, hanya ada beberapa lapak tersedia. Itu pun sepi pembeli. Menurut seorang pedagang, warga tidak banyak yang berkunjung karena menghindari kerumunan.

Wabah ini telah merusak banyak sendi kehidupan dan menghentikan sebagian tradisi yang berkaitan dengan keagamaan, seperti ziarah kubur dan juga mudik. Tapi, situasi ini tetap harud dihadapi dengan tenang dan penuh pengharapan kepada Allah.

(IMF/foto:datdut.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *