Sepenggal Kisah Zakat dari Zakiah Darajat

[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Nama Profesor Zakiah Darajat mungkin kurang dikenal di masa sekarang. Guru besar psikologi Islam dari IAIN (kini UIN Jakarta) itu, produktif menulis buku dan memberikan ceramah agama dengan pembawaannya yang kalem.

Dalam salah satu bukunya, “Zakat Pembersih Harta dan Jiwa” yang terbit pada 1994, Zakiah menuliskan sepenggal kisah yang dia temui dalam kaitan zakat dan kesehatan jiwa.

Seorang lelaki berusia 38 tahun dengan karir baik di instansi pemerintah. “Gajinya lebih dari keperluan hidupnya. Dia punya rumah dan mobil pribadi,” tulis Zakiah yang meninggal pada 2013 silam itu.

Pendeknya, lelaki itu hidup berkecukupan selain karir yang membanggakan. Namun sayang, dia tidak pernah mengeluarkan zakat harta. Menurut Zakiah, lelaki ini punya pandangan sendiri soal zakat. “Di zaman nabi tak diatur zakat harta itu,”kilah lelaki itu.

Namun memasuki usia 45, kesehatannya menurun. Hal ini berdampak pada karir dan kondisi keuangan yang juga ikut menurun. Kini hidupnya tergantung pada dokter dan obat. Perlahan-lahan jiwanya pun mulai tergoncang. Hingga, atasan di kantornya tidak memberi jabatan penting, hanya pegawai biasa.

Dalam hati kecilnya, lelaki ini mulai menyadari kekeliruan yang dia lakukan. Dia pun menyesalinya dan ingin membayar semua zakat harta yang tidak dia keluarkan ketika bergelinang harta. Namun apa daya, selain kesehatan yang menurun, hartanya pun sudah menyusut jauh. Apalagi anak-anaknya tumbuh dewasa dan membutuhkan biaya banyak.

Kecemasan dan depresi terus menghantuinya. “Dia meninggal dalam keadaan miskin batin,” kisah Zakiah.

Apa yang ditulis dalam buku itu, adalah kisah nyata. Sebab Zakiah Darajat sering menjadi tempat bertanya banyak orang. Tempat curhat bagi siapa saja yang mengalami masalah kejiwaan.

Menurut Zakiah, hal itu menjadi testimon bahwa zakat punya pengaruh pada kesehatan mental dan badan seseorang. “Boleh jadi orang tidak menyangka, bahwa zakat mempunyai pengaruh terhadap kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Sesungguhnya dalam kenyataannya, ada hubungan antara zakat dan kesehatan terutama kesehatan mental,” ujarnya.

(IMF/foto:islampos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *