[JAKARTA, MASJIDUNA]—Setiap orang muslim diminta senantiasa bertobat setiap hari bahkan setiap saat. Sebab, tak ada yang tahu dosa macam apa yang sudah diperbuat. Meski pun tobat sering diucapkan, tapi hanya Allah yang tahu apakah tobat kita diterima oleh Allah atau tidak.
Namun, para ulama membuat semacam kriteria dari perilaku manusia. “Seseorang dapat diketahui tobatnya sungguh-sungguh atau hanya permainan belaka, bisa dilihat melalui empat pokok,” seperti ditulis oleh ustadz Fatihudin Abul Yasin dalam buku “Kiat Taubat Melebur Dosa-dosa Besar”.
Pertama, menahan lisan. Lisan ibarat pedang yang tajam bisa melukai hati manusia. Karena itu, orang yang bersungguh-sungguh dalam bertobat senantiasa menjaga lisannya. Tidak mengumpat, ghibah, memfitnah dan disibukkan dengan istighfar.
Kedua, membersihkan hati. Tanda kita benar-benar sedang bertobat adalah merasa hina dalam pandangan Allah. Ketika mendengar ayat-ayat Allah dan memikirkan keagungan-Nya hatinya takut. Setiap menunaikan zikir hatinya merasa hina, ia takut kepada Allah.
Ketiga, menerima wasiat dan nasihat. Tanda-tanda orang yang bersungguh-sungguh dalam bertobat adalah dia ikhlas menerima nasihat dan wasiat dari orang lain. Bahkan bukanm hanya dari perkataan manusia, bahkan alam semesta dan semua kejadian di alam ini merupakan nasihat yang patut direnungkan.
Dengan mendengar nasihat orang alim, merenungi alam semesta, maka hati menjadi lembut. Bila ada yang akan mengajak kepada tindakan maksiat, maka ia akan ingat nasihat-nasihat itu.
Keempat, rela dengan kematian. Tanda hati yang bertobat adalah ia rela dengan kematian. Rela mati adalah wujud dari rasa sesal atas dosa-dosanya. Tapi bukan berarti orang yang bertobat harus berupaya kepada kematian, namun dalam mempertahankan keyakinan dan kesungguhan dalam bertobat harus mengorbankan nyawa, maka ia sudah siap. Kematian menjadi wujud dari penyesalan atas dosa-dosanya.
(IMF/foto: