“SEKEJAP”, Faham Quran dengan Cepat

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Usai salat ashar, sekitar 100 orang jamaah laki-laki dan perempuan berkumpul menghadapi dua layar besar yang dipasang di tengah Masjid As-Syifa RSPAD, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020). Latar belakang jamaah pun beragam. Ada yang sudah berusia lanjut, setengah baya dan anak muda. Ditilik dari pakaian yang digunakan, mereka tampaknya beragam profesi. Ada yang menggunakan seragam tentara lengkap, baju kerja, baju koko dan sarung, juga ada yang memakai gamis panjang.

Sore itu, jamaah yang hadir dibuat penasaran dengan tulisan di layar, “SEKEJAP Faham Quran”. SEKEJAP adalah kependekan dari sistematis, kerap, cepat. Menurut Ustad Nur Ihsan Muhammad Idris, Lc., yang menjadi instruktur, program ini dirancang untuk paham quran bagi mereka yang tidak punya latar belakang pendidikan bahasa Arab atau bukan berasal dari pesantren.

Materi pun dibawakan dengan sangat menyenangkan dan terbilang baru. Untuk memudahkan, Ustad Nur Ihsan membagi ayat-ayat quran dalam bentuk warna berbeda. Misalnya, ada kata dalam quran yang sering muncul dan kata yang sama dengan Bahasa Indonesia. Kata yang sama dengan bahasa Indonesia diberi warna hijau. “Ingat sawah yang hijau. Sawah itu sebagian besar ada di Indonesia. Jadi, kata-kata yang diberi warna hijau itu Indonesia banget, “ujarnya sambil tersenyum. Contohnya, kata “kitab”, “salat” dan “gaib” yang tercantum dalam surat Al-Baqarah.

Demikian pula dengan kata-kata yang sering muncul, yang jumlahnya tidak lebih dari 100 kata. “Itu karena terulang dan tersebar di beberapa surat,” katanya. Misalnya, kata “hum”, “hiya”, “bi” dan “la”.

Suasana makin menyenangkan, karena untuk menghapal beberapa kata dibawakan dengan senandung. Hal ini tentu saja memudahkan jamaah, apalagi yang sudah berusia lanjut. Tak lupa ustad pun meminta jamaah mengulang apa yang sudah disampaikan.

Bila jamaah sudah memahami cara membacanya, maka Ustad Nur Ihsan menyediakan mushaf SEKEJAP, berupa quran yang sudah diberi klasifikasi warna. Dengan cara ini siapapun yang membaca akan paham arti yang terkandung.

Namun, Ustadz Nur Ihsan yang merupakan alumnus Universitas Islam Madinah mengingatkan agar berpegang pada tiga hal yang harus diutamakan sebelum belajar Al Quran, yakni berdoa, fokus dan istiqomah.

Bagi mereka yang sibuk, harus tetap menyediakan waktu dan metode yang tepat. Metode SEKEJAP akan dilakukan dalam 20 kali pertemuan. Peserta pun dibekali oleh modul yang lengkap, yang disiapkan oleh Ustadz Nur Ihsan sejak 2009 silam.

Modul yang menjadi pegangan memang disiapkan cukup lama, dan terus diperbaiki. Awalnya, kata lelaki kelahiran Merauke, Papua ini, modul berupa metode mandiri yang diterbitkan pada 2009 silam. Metode pun terus disempurnakan, termasuk saat Ustadz Nur Ihsan menemukan metode Hashimiyah, yang mengelompokkan kata dalam quran menjadi empat, yaitu kata yang sering muncul, yang sama dengan bahasa Indonesia, yang mudah dan yang sulit. “Tapi kata yang mudah dan sulit kan tidak ada parameterinya,” katanya.

Dari metode yang terus disempuranakan itulah lahir SEKEJAP yang kini diajarkan. Minat jamaah pun terus meningkat. Undangan dari berbagai masjid dan kantor terus berdatangan. termasuk karyawan di perusahaan Jusuf Kalla (JK). Namun saat ini Ustadz Nur Ihsan sedang menyiapkan juga para pengajar metode SEKEJAP. “Saya sedang siapkan bagi para pengajarnya, terutama yang punya latar belakang pesantren. Kan banyak yang bisa tapi sulit saat mengajarkan,” ujarnya. Metode ini akan memudahkan setiap pengajar.

Karena SEKEJAP diajarkan dengan fun, waktu belajar pun tak terasa terus berjalan. Waktu adzan maghrib pun tiba. Jamaah segera mengambil air wudhu untuk salat maghrib.

(IMF/foto:masjiduna.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *