Empati Umat dan Masjid di Tengah Korban Banjir

[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Mendung masih menggelayuti langit Jakarta pada Jumat (3/1/2020). Pada Jumat pertama tahun 2020 ini, banyak kaum muslimin yang berangkat ke masjid namun dengan perasaan waswas hujan deras bakal kembali mengguyur. Banyak jamaah yang membawa payung.

Di Masjid Nurul Islam, Palmerah, Jakarta Barat, khatib Ustad Ahmad Naufal meminta jamaah untuk berempati kepada korban banjir yang melanda sebagian kawasan Jabodetabek. “Kita berikan empati. Jika tidak dengan uang, dengan tenaga. Kalau tidak bisa dengan keduanya kita berdoa semoga saudara-saudara kita yang terkena musibah diberi kesabaran,” katanya.

Ahmad Naufal juga mengajak jamaah, di awal tahun baru ini untuk meningkatkan amal ibadah. Sebab hakikatnya, pergantian tahun merupakan berkurangnya umur seseorang.

Kata Rasulullah, sebaik-baik orang yang beri umur panjang tapi dalam ketaatan kepada Allah. Dan seburuk-buruknya adalah yang diberi umur panjang tapi tidak lepas dari maksiat.

Banjir yang melanda kawasan Jabodetabek sejak 1 Januari 2020 hingga kini telah menelan puluhan korban nyawa. Banyak orang yang mengungsi meninggalkan rumahnya. Sebagian di tampung di masjid-masjid. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafrudin meminta masjid membuka pintu menampung korban banjir. “Apa pun latar belakang mereka, semuanya kita terima. Kita siapkan logistik sesuai kemampuan masing-masing untuk membantu para korban bencana banjir ini,” kata Syafruddin.

(IMF/foto:Elshinta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *