Harap dan Cemas Menurut Ibnu Taimiyah

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Harap dan cemas (khauf wa raja’) dalam tasawuf sudah menjadi kajian dan sikap sehari-hari para sufi. Iman Al-Ghazali, misalnya, membeberkan harap dan cemas itu sebagai obat bagi penyakit hati.

Sementara ulama Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa harap dan cemas adalah konsekuensi dari mahabbah (cinta kepada Allah). “Pasalnya, seorang pengharap (raji’) itu akan tamak terhadap apa yang dicinta-Nya. Sementara orang yang cemas (al-khauf) itu akan lari dari rasa takut untuk memperoleh apa yang dicintai-Nya,”kata Ibnu Taimiyah.

Menurut Ibnu Taimiyah, “Rahmat Allah” merupakan nama dari semua kebaikan, sedangkan “azab-Nya” merupakan nama dari setiap kejelekan. Rumah kasih sayang (rahmat) yang asli adalah surga, dan rumah azab yang murni adalah neraka.

Bagi Ibnu Taimiyah, orang yang harap-harap cemas jika menggantungkan rasa harap-harap cemasnya dengan azab karena ketertutupan Tuhan darinya, dan menggantung (juga) kenikmatan dengan penampakan kepadanya, maka perlu diketahui bahwa ini merupakan konsekuensi dari cintanya kepada-Nya. (IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *