[JAKARTA, MASJIDUNA]—Musim panas yang panjang ditambah dengan kebakaran hutan di mana-mana, menyebabkan cuaca terasa terik. Di beberapa daerah seperti Riau, kebakaran hutan sudah sampai pada level membahayakan manusia.
Ketika Presiden Jokowi datang ke Riau, Selasa (17/9/2019) dia dan rombongan melakukan salat istisqa alias meminta hujan.
Pemerintah Provinsi Riau pun menggelar solat Istisqo yang dihadiri warga setempat di halaman Kantor Gubernur Riau, pada Rabu (18/9/2018).
Imbauan salat Istisqo juga disampaikan oleh sejumlah Ormas Islam, salah satunya PBNU.
Bagaimana tata cara salat istisqo dilakukan? Dari berbagai sumber diketahui bahwa salat meminta hujan ini diadakan di tanah lapang seperti pada hari raya.
Shalat dilakukan dua rakaat. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelah shalat lebih utama. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali. Perbanyak doa dalam khutbah kedua.
Menurut Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin, Sholat istisqa sama seperti shalat Id.
“Cara shalat istisqa sama seperti cara shalat Id. Seseorang bertakbir sebanyak tujuh kali (di luar takbiratul ihram) pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Selebihnya ia mengerjakan semua apa yang sudah ditentukan lalu di sana,” (Kitab “Busyral Karim”, Beirut, Darul Fikr, 1433-1434 H/2012 M, juz II, halaman 365).
Namun, sebelum salat, tiga hari sebelumnya disunatkan untuk berpuasa dan meninggalkan semua kemaksiatan. Saat berangkat ke tanah lapang, disunatkan berpakaian sederhana tidak menggunakan wewangian. Hal ini menyimbolkan permohonan dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. (IMF)