Festival Gaya Hidup Islami, Bidik Tren Muslim Perkotaan

[JAKARTA, MASJIDUNA] – Gairah muslim di perkotaan dalam bergaya hidup ala islami ditangkap dengan jeli oleh penyelenggara PT Lima Armada Utama (Lima Events) dengan menggelar pameran industri syariah dan halal. Bersiaplah bagi Anda yang memiliki minat di persoalan ini.

Kegairahan beragama yang terjadi di muslim perkotaan khususnya ibukota Jakarta dan sekitarnya ditangkap dengan baik oleh penyelenggara pameran dengan menggelar kegiatan Festival gaya hidup bagi umat Islam yang rencananaya digelar tiga hari mulai 30 Agustus hingga 1 September 2019 mendatang.

Pameran yang bakal digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta ini akan memamerkan sejumlah produk islami seperti travel dan tur, brand busana islami, kosmetik dan obat-obatan halal, serta lembaga pendidikan Islam.

Selain itu, pameran ini juga menyelenggaran sejumlah diskusi dengan tema-tema menarik seperti tata cara pengurusan sertifikat halal, kunci hidup sehat zaman now dengan menghadirkan dr.Zaidul Akbar, serta sejumlah kajian dengan tema-tema kekinian. Panitia menargetkan sebanyak 50 ribu pengunjung hadir dalam kegiatan ini.

Prospek bisnis berbasis syariah belakangan memang mengalami tren peningkatan yang signifikan. Seperti data yang dilansir Global Islamic Economy (GIE) Tahun 2017 perkembangan industri halal pada tahun 2016 sebanyak USD 2,006 miliar dan diproyeksikan mengalami peningkatan USD 3.081 miliar pada tahun 2022.

Di sejumlah sektor seperti makanan dan minuman halal pada tahun 2016 mencapai USD 1,245 miliar dan diproyeksikan bakal melonjak di angka USD 1.930 miliar pada tahun 2022. Begitu juga terjadi di sektor busana muslim, pada tahun 2016 mampu membukukan transaksi sebesar USD254 miliar, dan pada tahun 2022 mendatang diproyeksikan melonjak menjadi USD 373 miliar.

Dari sisi ekonomi, perhelatan festival ini tentu memiliki prospek yang baik. Terlebih dari sisi populasi masyarakat muslim di perkotaan yang mengalami kegairahan beragama yang cukup tinggi menjadi ceruk pasar yang menggiurkan bagi para pelaku bisnis dengan label syariah atau islami.

Namun, di atas semua itu, perhelatan semacam ini juga harus diimbangi dengan kesadaran perlindungan lingkungan misalnya penyelenggara turut mengkampanyekan untuk menyetop penggunaan plastik. Peserta pameran diwajibkan untuk tidak menggunakan produk plastik sebagai tempat wadah barang belanjaan setiap pengunjung. Bukankah cinta lingkungan juga merupakan lelaku islami sebagaimana tuntutan syariat? [FAR]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *