[JAKARTA, MASJIDUNA] — Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) bakal menggelar program Realizing Education’s Promise atau Madrasah Education Quality Reform. Proyek program tersebut didanai Bank Dunia sebesar USD 250 juta alias Rp3,75 Triliun. Proyek tersebut merupakan program dalam peningkatan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah di lingkungan Kemenag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, berpendapat program tersebut rencananya bakal dilaksanakan pada 2020. Menurutnya dengan dana yang sedemikian besar itu mencakup seluruh madrasah di seluruh Indonesia. Karenanya, program tersebut mesti mampu meningkatkan kualitas mutu layanan pendidikan masdrasah.
“Project ini diharapkan bisa betul-betul berfungsi instrumental dalam meningkatkan kualitas mutu madrasah,” ujar Kamaruddin sebagaimana dilansir laman Kemenag, Selasa (13/8).
Baginya, dana besar tersebut memiliki harapan yang besar pula. Makanya kualitas mesti dipastikan dan diawasi secara bersama. Pelaksanaanya pun diharapkan berjalan sukses. Sebaliknya, bila gagal maka tak saja merugikan Kemenah, namun juga negara. Pasalnya itu tadi, anggarannya sedemikian besar.
Guru Besar UIN Alauddin Makasar berpandangan, Ditjen Pendis berkomitmen secara maksimal dalam memastikan berjalannya proyek yang akan dijalankan sesuai aturan. Mulai dari aspek konten, kualitas belanjanya, tatakelolanya mesti sesuai aturan.
Dia berharap agar Bank Dunia tak saja memberikan dukungan dana, namun juga pendampingan ahli. Sehingga dapat berjalan maksimal. “Dan yang paling penting, semoga proyek ini bisa menjadi proyek yang sustainable,” katanya.
Sementara, Lead Education Specialist in the World Bank, Tobias Linden, mengatakan bahwa terkait dengan keberlanjutan program, World Bank akan membantu dan memberikan pendampingan. Termasuk memastikan semua sistem yang dipakai dalam proyek ini dapat berjalan baik dan berkelanjutan.
Tonias berpandangan, transformasi pendidikan akan membawa transformasi kepada lembaga dan akhirnya menjadi inisiasi transformasi Negara. “Kita butuh kemampuan numerasi, literasi, dan sains untuk menyongsong masa depan. Apa yang dilaksanakan dalam proyek ini sesungguhnya adalah bagaimana menyiapkan generasi yang siap dengan tantangan abad 21 dan revolusi industry 4.0,” ujarnya.
Program Leader for Human Development World Bank Indonesia, Camilla Holmemo, menambahkan, proyek tersebut amatlah penting dalam pembangunan sumberdaya manusia (SDM). “Saat ini Indonesia telah banyak mencapai kemajuan diantaranya adalah menurunnya angka stunting, selain itu naiknya layanan akses pendidikan untuk masyarakat,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat KSKK Madrasah, sekaligus ketua pelaksana proyek, Abdullah Faqih mengatakan, proyek bakal dijalankan terdiri atas empat komponen proyek yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sistem pengelolaan pendidikan madrasah.
Pertama, pelaksanaan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan ke madrasah. Kedua, Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk siswa kelas 4 MI secara sensus nasional.
Ketiga, Kebijakan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru, Kepala, dan Pengawas Madrasah. Keempat, penguatan sistem untuk mendukung pengembangan kualitas. [GZL]