“Sehingga sayap-sayap dakwah Muhammadiyah melebar melingkupi seluruh semesta, bukan hanya Indonesia,”.
[SURAKARTA, MASJIDUNA] — Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan, Muhamadiyah sejatinya telah berkiprah dalam waktu yang panjang. Gerakan pencerahan kepada umat Islam pun telah dilakukannya. Karenanya, Muhamadiyah terus menggelorakan semangat dakwah bagi warga persyarikatan.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah, Haedar Nasir di Surakarta, dalam persiapan Muktamar Muhamadiyah ke 48 yang bakal digelar di Surakarta, 2020 mendatang.
“Warga persyarikatan supaya tetap mengelorakan semangat dakwah. Sehingga bisa membawa sinar gerakan Islam pencerahan dan berkemajuan untuk umat,” ujarnya sebagaimana dilansir dari laman muhadiyah, Kamis (8/1).
Bagi Haedar, para tokoh dan pelaku sejarah Muhamdiyah telah mulai melakukan pencerahan sejak periode awal kepemimpinan Muhamdiyah. Pada 1922, pendiri Muhamadiyah KH Ahmad Dahlan mangkat ke haribaan-Nya. Meski begitu, Muhamadiyah telah menjadi gerakan umat yang menasional.
Muktamar Muhamadiyah kali pertama digelar 1926 di Surabaya, diluar kota Yograkarta. Pada tahun-tahun tersebut, Muhammadiyah telah merambah sampai Sumatera dan Aceh. Bahkan menyebar kebeberapa Indonesia bagian Timur pada tahun 1930-an. Seperti di Papua dan Makassar.
Bagi Haedar, diterimanya Muhammadiyah di sejumlah daerah seluruh Indonesia menunjukan pemikiran Muhamadiyah dapat diterima masyarakat. Merujuk pada tema ‘Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta’ setidaknya peran Muhamadiyah terus melakukan pencerahan dalam lingkup yang lebih luas.
“Sehingga sayap-sayap dakwah Muhammadiyah melebar melingkupi seluruh semesta, bukan hanya Indonesia,” katanya.
Atas dasar itulah, Muhamadiyah bagi Haedar, ke depan mesti tetap menjadi motor pergerakan bagi umat Islam dan semesta. Setidaknya memainkan peran dalam menanamkan benih semangat berkemajuan, pencerahan yang membawa kedamaian dan kebersamaan.
Haerdar berpesan dalam mencapi tujuan pemersatuan, dapat digali dari surat Al-Imran ayat (103). Menurutnya, pesan mendalam yang disampaikan dalam ayat tersebut, sebagai ukhuwah yang otentik menyatukan. Kebersamaan pun mesti terus dijalin. Sementara untuk Muktamar mendatang, Haedar berharap bisa menghasilkan keputusan yang terbaik. [hdt]