(15) Ramadan di Sydney: Tarawih di Aula Greenacre Public School

LAPORAN: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka/UHAMKA, Pemerhati Sosial Keagamaan)

[GREENACRE, SYDNEY, MASJIDUNA] — Di Sydney Raya yang total populasi muslimnya 6,3%, shalat tarawih tidak hanya digelar di masjid, musala, gedung serbaguna, ataupun gedung olahraga. Shalat tarawih juga digelar di beberapa sekolah.

Salah satunya di Greenacre Public School. Di sini yang disebut Public School umumnya adalah Sekolah Dasar plus Taman Kanak-kanak/Pendidikan Anak Usia Dini. Biasanya namanya menggunakan nama suburb atau nama jalan. Disebut Greenacre Public School karena terletak di Greenacre, suatu suburb dengan populasi muslim 46%.

Tarawih di sekolah ini diselenggarakan oleh United Muslims of Australia (UMA). Ruangan aula sekolah cukup besar, tapi tidak pula dapat menampung semua jamaah. Dihamparkan pula tikar di luar ruangan aula untuk menambah kapasitas tempat.

Malam ini (28/3/24) rangkaian qiyam Ramadan di sini dimulai pukul 8:30. Shalat isyanya lima menit kemudian. Setelah sebagian jamaah shalat bakdiyah, dilaksanakan tarawih dalam 8 rakaat, dengan salam setiap dua rakaatnya. Temponya cukup santai, 6-7 menit untuk tiap dua rakaatnya. Setelah rakaat keempat, ada ceramah selama 12 menit.

Tema ceramah malam ini seputar mempertebal keyakinan bahwa Allah menyaksikan semua perbuatan manusia. Penceramah memulai dengan mengutip ayat surah Yusuf yang dibacakan oleh imam tarawih saat shalat. Ya selama tarawih imam memang membacakan beberapa ayat surah Yusuf secara bersambung di setiap rakaatnya.

Penceramah menceritakan dengan dramatis momen Yusuf saat hendak diajak bermesraan oleh Zulaikha, yang sudah mengunci pintu dan membujuknya, tapi Yusuf terlindungi oleh rasa takutnya kepada Allah. Menurut penceramah, Ramadan adalah saat kita menguatkan kesadaran bahwa Allah selalu melihat dan bersama manusia sehingga ia selalu ingat untuk menghindari maksiat.

Setelah ceramah, tarawih dilanjutkan kembali, dan disambung shalat witir dalam tiga rakaat dengan dua kali salam. Imam membacakan surah al-A’la, al-Kafirun dan al-Ikhlash. Di rakaat terakhir, imam juga membacakan doa qunut yang panjang saat iktidal, sebelum sujud. Tapi kali ini tidak diselipkan doa khusus untuk Palestina. Mungkin lupa.

Rangkaian tarawih dan witir selesai sekitar 9:30 malam. Banyak jamaah langsung bubar, karena tikar shalat memang hendak segera digulung kembali. (Di Sydney tikar plastik anyaman memang yang paling umum menemani jamaah shalat. Bukan karpet sajadah tebal).

Saya sendiri pulang setelah beberapa saat berbincang dengan salah satu pengurus Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) yang tinggal di Greenacre dan ikut menjadi makmum. AKIC adalah suatu organisasi komunitas diaspora muslim Indonesia yang banyak diisi orang Aceh. Saya ceritakan saya kebetulan saja tarawih di sini setelah menghadiri iftar bersama Australian National Imams Council (ANIC) di Campsie. [RAN/Foto: DokPri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *